Cara Ajak ‘Ngobrol’ Kucing Kompleks: Sipitkan Mata Sambil Tersenyum

23 Oktober 2024 7:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kucing di Pulau Aoshima Jepang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kucing di Pulau Aoshima Jepang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kucing punya reputasi sebagai hewan yang acuh tak acuh—dan berbulu halus tentunya. Meski demikian, kucing masih tetap bisa lho diajak berkomunikasi, caranya bagaimana?
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian telah menunjukkan, berkomunikasi dengan kucing sebenarnya tidak terlalu sulit. Kamu hanya perlu lebih banyak tersenyum kepada mereka.
Cobalah tersenyum mengikuti gestur kucing dengan menyipitkan mata dan berkedip perlahan. Dengan mengamati interaksi kucing-manusia, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa ekspresi ini membuat kucing – baik yang dikenal maupun yang asing – mendekati dan menjadi lebih reseptif terhadap manusia.
"Sebagai seseorang yang mempelajari perilaku hewan dan pemilik kucing, sangat menyenangkan dapat menunjukkan bahwa kucing dan manusia dapat berkomunikasi dengan cara ini," kata Karen McComb, psikolog Universitas Sussex, dilansir Science Alert.
"Itu adalah sesuatu yang sudah diduga oleh banyak pemilik kucing, jadi sangat menarik untuk menemukan buktinya."
Jika kamu suka menghabiskan waktu di sekitar kucing, kamu mungkin pernah melihat ekspresi wajah mereka yang matanya tertutup sebagian disertai kedipan mata yang lambat. Mirip dengan bagaimana mata manusia menyipit saat tersenyum dan biasanya terjadi saat kucing sedang rileks dan puas. Ekspresi ini diartikan sebagai semacam senyuman kucing.
ADVERTISEMENT
Bukti ini mengisyaratkan bahwa manusia dapat meniru ekspresi ini untuk berkomunikasi dengan kucing bahwa kita ramah dan terbuka untuk berinteraksi.
Tim psikolog merancang dua eksperimen untuk menentukan apakah kucing berperilaku berbeda terhadap manusia yang berkedip lambat. Pada percobaan pertama, pemilik kucing mengedipkan mata perlahan kepada 21 kucing dari 14 kompleks rumah yang berbeda. Setelah kucing merasa tenang dan nyaman di satu tempat di lingkungan rumah mereka, pemilik kucing diminta untuk duduk sekitar 1 meter jauhnya dan mengedipkan mata perlahan ketika kucing melihat mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kucing cenderung berkedip lambat pada manusia setelah manusia tersebut berkedip lambat pada mereka, dibandingkan dengan kondisi tidak ada interaksi.
Percobaan kedua melibatkan 24 kucing dari delapan kompleks rumah yang berbeda. Kali ini, bukan pemiliknya yang mengedipkan mata, melainkan para peneliti. Mereka sebelumnya tidak pernah bersentuhan dengan kucing. Percobaan ketiga (kelompok kontrol), dilakukan dengan tanpa kedipan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti melakukan proses kedipan lambat yang sama seperti percobaan pertama, dengan menambahkan tangan yang terulur ke arah kucing. Hasilnya, kucing tidak hanya lebih mungkin untuk membalas kedipan, tetapi mereka juga lebih mungkin untuk mendekati tangan manusia setelah manusia berkedip.
"Studi ini adalah yang pertama menyelidiki secara eksperimental peran kedipan lambat dalam komunikasi kucing-manusia," kata McComb.
Cara ini bisa kamu coba sendiri dengan kucing di rumah atau dengan kucing yang ditemui di jalan. Ini adalah cara yang bagus untuk bonding dengan kucing. Cobalah menyipitkan mata ke arah mereka seperti yang biasa kamu lakukan saat tersenyum santai. Ikuti senyuman dengan menutup mata selama beberapa detik.
“Kamu akan melihat mereka merespons dengan cara yang sama, dan Anda dapat memulai semacam percakapan.”
ADVERTISEMENT
Mempelajari cara meningkatkan hubungan kita dengan hewan-hewan misterius ini juga bisa menjadi cara untuk meningkatkan kesehatan emosional mereka. Tidak hanya di lingkungan rumah, tetapi juga dalam berbagai situasi yang berpotensi menimbulkan stres.
Seorang wanita bermain dengan kucing di sebuah kafe khusus di Erbil, Irak. Foto: Khalid Al-Mousily/REUTERS
"Memahami cara positif di mana kucing dan manusia berinteraksi dapat meningkatkan pemahaman publik tentang kucing, meningkatkan kesejahteraan kucing, dan memberi tahu kita lebih banyak tentang kemampuan sosio-kognitif spesies yang kurang diteliti ini," kata psikolog Tasmin Humphrey dari Universitas Sussex.
"Temuan kami berpotensi digunakan untuk menilai kesejahteraan kucing di berbagai tempat, termasuk praktik dokter hewan dan shelter hewan.”
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Scientific Reports dengan judul ‘The Role of Cat Eye Narrowing Movements in Cat–Human Communication.