Cara Hadapi Teman atau Saudara Narsistik, Tak Semua Harus Tentang Dia Melulu

8 Januari 2025 16:51 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teman yang toxic di lingkungan kerja. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teman yang toxic di lingkungan kerja. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Punya teman atau saudara dengan sifat narsistik memang agak menjengkelkan, apalagi dia sedang butuh validasi. Ditambah, mereka tipikal orang yang sangat suka cari perhatian dalam hal apa pun termasuk pada lawan jenis.
ADVERTISEMENT
Memang gampang-gampang susah menghadapi orang seperti ini. Tak ada salahnya mencoba, berikut ini ada sejumlah tips buat kamu yang lagi berusaha membatasi dan menarik diri dari mereka.

Batasi waktu bersama

Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menghindar dari tipe manusia seperti ini. Apalagi mereka adalah orang tua atau saudara kandungmu sendiri. Jika kamu tak dapat menghindari mereka sepenuhnya, cobalah batasi jumlah waktu yang kamu habiskan bersama mereka.
Bayangkan teman atau saudara kamu tiba-tiba bikin 'gebrakan' cuma untuk menarik perhatian pada dirinya sendiri. Siapkan rencana untuk mundur teratur, ketimbang kamu habis waktu menguras emosi.
Misal dalam satu waktu, kamu sedang jalan bareng, kamu bisa siapkan alasan "saya ada meeting mendadak, kita ngobrol lagi next time."
ADVERTISEMENT

Kuasai dan kendalikan percakapan

Orang-orang dengan kecenderungan narsisme cenderung minim empati. Mereka cuma peduli dengan diri mereka sendiri ketimbang lawan bicara mereka.
Kamu bisa tetapkan batasan yang sehat dan alihkan percakapan pada topik-topik yang diterima dua pihak. Pastikan kamu pilih topik yang bisa meminimalisir sifat narsistiknya muncul lagi pada percakapan.
Jika cara ini gagal, jangan jadi 'yes man' apalagi people pleaser. Tegaslah bilang ke dia kalau "saya lagi enggak mau bahas hal ini dulu."

Fokus ke apa yang bisa kamu kontrol

Ciri lain dari narsisme adalah buruknya regulasi emosi. Orang dengan sifat narsistik mungkin bakal marah dan ingin membalas dengan amarah ketika mereka merasa diperlakukan tidak baik atau dikritik.
Dalam situasi seperti ini, mereka mungkin memanipulasi, menindas, dan merendahkan orang lain untuk mengangkat diri mereka sendiri. Jangan ambil sikap defensif dan cari aman. Coba berani fokus pada apa yang bisa kamu kendalikan, misalnya belajar cara merespons mereka.
ADVERTISEMENT
Cobalah bersikap abai, membosankan, dan tidak menarik. Ini akan menghindari keinginan mereka untuk diperhatikan. Selalu ingat bahwa serangan atau gertakan mereka sebenarnya tidak bersifat personal.

Kontrol dan jaga emosi diri

Pastikan kamu memprioritaskan kesehatan mental dan emosionalmu. Terkadang, tidak apa-apa lho, kamu pergi keluar atau ke sudut atau ruangan yang tenang untuk menenangkan pikiran. Ingatkan diri sendiri bahwa kamu tidak perlu terlibat, berinteraksi secara berlebihan.
Luangkan waktu untuk bersantai di tempat yang membuat kamu merasa aman dan luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai misalnya ngopi atau sekadar baca buku.
Cobalah untuk mengurangi waktu berduaan dengan orang-orang ini. Kelilingi diri kamu dengan kerabat atau anggota keluarga yang lebih pengertian, empati, dan suportif.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba.