news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara Kerja Rhea Health Tone, Suplemen Imun Tubuh untuk Lawan Corona

16 September 2020 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rhea Health Tone Oil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rhea Health Tone Oil. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Masih ingat suplemen Rhea Health Tone (RHT) yang berkhasiat meningkatkan imun tubuh dan membantu merawat pasien COVID-19?
ADVERTISEMENT
Suplemen ini diinisiasi oleh perusahaan farmasi Rhea Pharmaceutical, yang salah satu pemegang sahamnya adalah Eko Sandjojo, mantan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo. Di Indonesia, RHT masih dalam proses clinical trial atau uji klinis tahap II agar statusnya naik menjadi obat terapi.
RHT telah digunakan di Armenia, negara pertama yang memberikan surat semacam rekomendasi atau anjuran bahwa RHT bisa dijadikan terapi penyembuhan pasien COVID-19. Eko mengklaim, sejumlah pasien di sana berhasil sembuh dari corona setelah diberikan perawatan tambahan menggunakan suplemen RHT, tapi tentu saja mengkonsumsi obat utama dari dokter.

Bagaimana cara kerja suplemen RHT dalam menangkal virus corona?

Pada awalnya, suplemen RHT didesain bukan untuk COVID-19, melainkan untuk menjaga kesehatan, seperti menjaga tekanan darah, penyumbatan pembuluh darah, dan mencegah atau mengurangi potensi infeksi kanker dengan me-regulate ACE-2 yang ada di sel tubuh.
ADVERTISEMENT
RHT dapat memperkuat reseptor di dalam tubuh yang disebut Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2), yakni enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel sejumlah organ tubuh, seperti paru-paru, usus, ginjal, jantung, dan arteri.
ACE-2 sendiri dikenal sebagai "pintu masuk" virus corona SARS-CoV-2 ke tubuh manusia. Ketika virus corona masuk ke dalam saluran pernapasan, ia akan menempel di ACE-2. Semakin banyak ekspresi ACE-2 dalam tubuh, maka semakin tinggi potensi terjadinya kerusakan pada saluran pernapasan.
Suplemen Rhea Health Tone. Foto: Dok. Eko Sandjojo
Dalam hal ini, RHT berperan memperkuat ACE-2 pada tubuh manusia sehingga virus corona tidak bisa masuk untuk mendapatkan inang. Semua ini tak lain berkat sejumlah kandungan yang ada pada RHT dan khasiatnya masing-masing.
“Formula yang terkandung di dalamnya membantu tubuh untuk melakukan proses perbaikan jaringan atau sel yang rusak, atau bahasa awamnya regenerasi sel," ungkap Dr. Haig Babikian, Direktur PT Rhea Pharmaceutical Science dalam program To The Point kumparan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Di dalamnya terkandung 6 essential oil yang jelas memiliki fungsi dan khasiatnya masing-masing seperti antioksidan, anti-bacterial effect, dan sebagainya. Kami percaya beberapa khasiat yang terkandung dalam tiap essential oil tersebut dapat membantu kita menangkal ancaman zat karsinogenik dan polutan," lanjut dia.
Adapun enam bahan essential oil yang terkandung dalam RHT terdiri dari: Gardenia jasminoides oleum 1.8 mg, Commiphora myrrha oleum 1.8 mg, Boswellia serrata oleum 1.8 mg, Daucus carota oleum 1.8 mg, Foeniculum vulgarae oleum 1.8 mg, dan Olea europaea oleum (Olive oil) 0.99 ml.
Meski demikian, Haig menegaskan, suplemen ini bukan bersifat menyembuhkan, melainkan menunjang kesehatan tenaga medis, terutama ketika beraktivitas di era pandemi COVID-19.
Dari penelusuran kumparan, sejumlah bahan dikandung oleh RHT ini sedang dalam proses uji coba untuk menghambat perkembangan virus corona, seperti Daucus carota dan Commiphora myrrha.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian Universitas Gadjah Mada, Daucus carota diketahui memiliki senyawa emodin. Senyawa itu berpotensi mencegah interaksi antara reseptor ACE-2 dengan protein S pada SARS-CoV, sehingga mengurangi infeksi terhadap virus corona.
Sementara, Commiphora myrrha dalam jurnal Iberoamerican Journal of Medicine, disebutkan memiliki sifat obat, seperti imunomodulator, antiinflamasi, sitotoksik, antioksidan, antimikroba dan lainnya.

Harus ada anjuran dokter

Meski terbukti dapat membantu menyembuhkan pasien virus corona, penggunaan suplemen pada seseorang tetap harus berdasarkan resep dokter. Ini disampaikan oleh drh. Retno Murwanti, selaku dosen di Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik di Fakultas Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menyarankan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan suplemen terutama untuk keperluan pengobatan tertentu.
Cara terbaik konsumsi suplemen adalah dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, Retno juga mengatakan bahwa suplemen harus dikonsumsi ketika tubuh membutuhkannya. Perlu juga membaca label kemasan untuk mengetahui bahan yang terkandung, jumlah konten, dan bahan tambahan lain.
ADVERTISEMENT