Cara Sederhana Cegah Virus Corona: Hindari Jabat Tangan, Tos, dan Fist Bump

2 Maret 2020 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menolak jabat tangan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menolak jabat tangan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona semakin ganas. Kini, novel coronavirus SARS-CoV-2 telah dikonfirmasi masuk Indonesia dan menginfeksi dua WNI yang merupakan seorang ibu (64) dan anaknya (31).
ADVERTISEMENT
Kasus infeksi coronavirus (nCov-2019) pertama di Indonesia ini cukup membuat geger masyarakat Indonesia. Kejadian ini harus menjadi peringatan bagi yang lainnya untuk lebih waspada agar tidak mudah tertular dan terinfeksi virus corona.
Di internet, ada banyak informasi soal cara mencegah penularan virus corona. Berdasarkan penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penularan wabah yang bermula dari China ini terjadi ketika tetesan kecil dari orang yang terpapar, mengenai hidung, mata, dan mulut orang sehat.
Oleh karena itu, salah satu cara pencegahan penularan paling populer ialah menggunakan masker bedah saat berada di luar rumah atau di kerumunan. Namun, teori itu ditentang oleh ahli virologi dari Queen Mary University, John Oxford.
Penonton menggunakan masker saat menghadiri Java Jazz Festival 2020 di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Oxford mengatakan, bahwa hal utama yang harus dilakukan seseorang untuk mencegah penularan virus corona ialah menghindari berjabat tangan, tos, dan fist bump (tos tinju atau tos dalam kondisi tangan dikepal) dengan orang lain. Menurutnya, cara itu akan lebih efektif dibandingkan menggunakan masker saat keluar rumah namun tetap melakukan interaksi ‘bersentuhan’.
ADVERTISEMENT
“Apa yang harus kita lakukan ialah mengurangi berjabat tangan, berpelukan, ciuman dan hal-hal semacam itu karena virus ini sepertinya bisa menyebar lewat proses pernapasan tidak biasa, tidak hanya lewat batuk dan bersin,” jelas Oxford, dilansir Huffington Post.
Oxford, yang sebelumnya juga terlibat dalam penelitian SARS mengatakan, virus sejenis ini memiliki kelemahan. Novel coronavirus hanya bisa menular, jika seseorang sedang berdekatan atau melakukan kontak fisik.
“Saya rasa virus ini memiliki kelemahan. Dia ingin kita untuk selalu berdekatan,” ujarnya. “Ini adalah virus sosial. Virus ini mungkin benci jika mereka ada di Inggris dibandingkan di China. Saya rasa itu karena kita (orang Inggris) kurang ramah dengan sesama.”
Ilustrasi jabat tangan. Foto: rawpixel via pixabay
Perilaku jabat tangan sendiri adalah gestur yang menandakan bahwa seseorang itu baik, bukan musuh atau tidak bersenjata. Perilaku jabat tangan mulai dikenal sejak abad ke-5 sebelum masehi yang normal dilakukan oleh seseorang ke teman, keluarga hingga orang asing.
ADVERTISEMENT
Interaksi berjabat tangan juga berevolusi dan semakin banyak macamnya. Kini, orang-orang juga familiar dengan tos (high-five) dan tak sedikit orang yang membuat versi mereka dan kelompoknya sendiri. Terakhir, ada juga fist-bump yang kian populer saat karakter Baymax di film Big Hero 6 memeragakannya.
Sementara kita di Indonesia, yang masyarakatnya terkenal ramah, mungkin cara pencegahan ini terbilang ekstrem dan kurang sopan. Namun, mengingat bahaya penyakit COVID-19 lebih berbahaya daripada nyinyiran orang lain, ada baiknya sebisa mungkin kita menghindari kontak fisik dengan orang asing.
Perilaku menyapa atau memberi salam kepada orang yang kita kenal mungkin bisa diubah dengan gestur lain. Misalnya, membungkukkan tubuh jika bertemu orang tua atau cukup tersenyum kepada rekan sebaya. Atau cuitan ini juga bisa referensi cara menyapa yang keren sekaligus preventif.
ADVERTISEMENT