Cara Unik Ilmuwan Deteksi Polusi Mikroplastik: Pakai Jaring Laba-laba

19 Juni 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sarang laba-laba. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sarang laba-laba. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Kita mungkin sering mendengar tentang cemaran mikroplastik di perairan, baik itu sungai maupun lautan. Namun, ternyata mikroplastik juga ikut menyumbang cemaran di udara di kawasan perkotaan.
ADVERTISEMENT
Fragmen kecil dari plastik itu secara bebas terbang di atmosfer Bumi hingga dapat terhirup oleh manusia. Untuk membuktikan polusi mikroplastik di udara, sekelompok ilmuwan Jerman memiliki cara unik dalam mendeteksinya, yakni dengan menggunakan jaring laba-laba.
Selain karena laba-laba yang mudah ditemukan hampir di seluruh penjuru Bumi, sifat jaring laba-laba pun memungkinkan partikel apa saja yang ada di udara bisa terperangkap, menurut ilmuwan dilansir dari Science Alert.
Ossietzky mengatakan jaring laba-laba dapat menjadi indikator untuk memantau jenis kontaminasi udara yang ada di perkotaan.
Studi yang dipublikasikan di Science of The Total Environment itu menjabarkan para ilmuwan mengumpulkan sampel jaring laba-laba yang ada di beberapa halte kota Oldenburg, Jerman. Sampel itu diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jenis kontaminan apa saja yang telah menempel pada jaring laba-laba.
Ilustrasi Mikroplastik. Foto: Shutter Stock

Seluruh sampel terkontaminasi mikroplastik

Hasil studi sesuai dengan dugaan para ilmuwan. Mereka berhasil menemukan struktur mikroplastik tertempel pada sampel jaring laba-laba yang diperiksa.
ADVERTISEMENT
“Seluruh jaring laba-laba terkontaminasi oleh mikroplastik,” sebut salah seorang ilmuwan, Isabel Goßmann.
Menariknya, cemaran mikroplastik pada jaring laba-laba itu mencapai 10 persen dari total keseluruhan berat jaring. Jenis mikroplastik yang diidentifikasi pun beragam.
Sekitar 90 persen dari mikroplastik yang ditemukan merupakan plastik jenis PET (polyethylene terephthalate) yang umum digunakan sebagai kemasan pangan dan non-pangan. Namun para ilmuwan meyakini, cemaran itu berasal dari serat tekstil dari pakaian yang saat ini sedang menjadi tren fashion daur ulang plastik di negeri itu.
Jenis mikroplastik lain yang ditemukan adalah partikel karet TWP. Karet TWP sebenarnya bukan termasuk dari golongan plastik, hanya saja ilmuwan mengklasifikasikannya menjadi partikel mikroplastik karena sifat sintetisnya.
Karet TWP umumnya digunakan pada ban kendaraan. Kemungkinan cemaran partikel mikroplastik jenis itu berasal dari pengereman kendaraan yang menyebabkan kondisi aus pada ban.
Ilustrasi mikroplastik di pantai. Foto: Shutterstock

Jaring laba-laba indikator cemaran udara

Para ilmuwan menjelaskan, penggunaan jaring laba-laba sebagai indikator polusi udara sudah dilakukan sejak lama, tepatnya sejak 30 tahun lalu. Tetapi pemeriksaan partikel mikroplastik udara di jaring laba-laba baru dilakukan kali ini.
ADVERTISEMENT
Penggunaan jaring laba-laba sebagai indikator polusi mikroplastik menurut ilmuwan terbilang sederhana dan tidak memerlukan alat khusus untuk pengambilan sampel seperti metode modern lainnya. Mereka hanya cukup mengumpulkan sampel jaring laba-laba yang tersebar di daerah tertentu, kemudian dianalisis di laboratorium saja.