Cegah Ngorok dan Apnea Pakai Lakban Mulut Sangat Berisiko, Ini Alasannya

6 Desember 2024 12:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendengkur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengkur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Siapa di sini suka menutup mulut dengan lakban untuk mencegah ngorok dan apnea saat tidur? Ternyata, cara ini tidak direkomendasikan, lho.
ADVERTISEMENT
Penggunaan selotip atau lakban pada mulut memang diharap dapat mengoptimalkan napas lewat hidung. Namun, selotip khusus yang biasa dijual ini, bukannya menguntungkan, menutup mulut dengan lakban justru banyak ruginya.
Adam Taylor, Profesor dan Direktur Studi Anatomi Klinis Lancaster University, berpendapat lewat The Conversation bahwa, selotip atau lakban mulut tak efektif menutup mulut secara sempurna.
"Siklus pernapasan dari menghirup oksigen lalu membuang CO2 dan uap air jadi terganggu," kata Adam.
Ilustrasi lakban. Foto: SashaMagic/Shutterstock
Lakban dapat menyebabkan seseorang kekurangan oksigen dalam darah dan berpotensi menghasilkan terlalu banyak karbon dioksida sehingga tubuh menjadi stres.
Gejala apnea, seperti mendengkur dan berkurangnya diameter saluran napas bisa bertambah parah pada sekitar sepertiga orang yang menutup mulutnya.
Mengenakan selotip di sekitar mulut juga bisa menyebabkan iritasi. Apalagi, bibir mengandung sekitar 46.000 serabut saraf.
ADVERTISEMENT
Penggunaan selotip atau lakban bisa bikin iritasi kulit dan dapat berkembang menjadi dermatitis. Ada pula risiko folikulitis, yaitu peradangan atau infeksi pada folikel rambut di sekitar bibir.
Belum lagi ada risiko lapisan kulit terkelupas. Lapisan bawah yang lebih baru menjadi lebih terbuka, dan meningkatkan kemungkinan kamu terkena infeksi serta merasa sangat sakit.
Menutup mulut pakai selotip atau lakban bisa berbahaya jika kamu memiliki infeksi saluran pernapasan lain. Hal itu dapat semakin mengurangi asupan oksigen dan pembuangan karbon dioksida.
Selain itu, menutup mulut dengan lakban dengan kondisi tidur di atas lantai bisa meningkatkan risiko terkena norovirus (muntah akibat hawa dingin).