Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Denmark, menjadi salah satu produsen cerpelai terbesar di dunia. Kini, mereka berencana akan memusnahkan semua hewan mamalia itu yang ada di peternakan di negaranya. Tujuannya untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona , baik di antara hewan ke hewan maupun hewan ke manusia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan The New York Times, saat ini ada sekitar 15 juta cerpelai yang diternak di lebih dari 1.000 peternakan di Denmark. Dari jumlah tersebut, ratusan peternakan telah melaporkan adanya penularan SARS-CoV-2 di antara cerpelai, termasuk 200 peternakan di Jutland, bagian darat Denmark.
Beberapa cerpelai yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sementara yang lain mengalami gejala flu, kesulitan bernapas dan pneumonia. Virus corona yang menyebar di antara hewan itu mengalami mutasi genetik baru. Memunculkan varian baru dari waktu ke waktu, terutama ketika patogen melompat di antara spesies yang berbeda.
Kendati begitu, varian baru dari virus corona kemungkinan besar tidak memengaruhi cara corona menginfeksi sel tubuh, termasuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menginfeksi manusia.
Namun, pihak berwenang Denmark menyatakan keprihatinan jika virus yang bermutasi menyebar antarmanusia membuat efektivitas vaksin yang saat ini sedang dalam proses pembuatan tidak berfungsi dengan baik terhadap varian baru virus corona.
ADVERTISEMENT
Sementara itu The Washington Post melansir, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan, bahwa kasus pertama cerpelai menularkan virus corona ke manusia terjadi di Belanda selama musim panas 2020. Sejak saat itu, laporan orang terinfeksi dari cerpelai semakin bertambah, setidaknya ada 12 orang di wilayah Jutlandia yang terinfeksi corona varian baru.
"Kami memiliki tanggung jawab besar terhadap warga Denmark, tetapi dengan mutasi yang sekarang telah ditemukan, kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk seluruh dunia juga," kata Frederiksen dalam konferensi pers seperti dikutip BBC.
Denmark sudah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) terkait adanya mutasi ini. "Kami berhubungan dengan mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang fenomena ini," kata WHO kepada The New York Times.
Hingga mutasi corona diteliti lebih jelas, para ilmuwan tidak dapat menentukan apakah varian baru ini dapat mengganggu keefektifan vaksin COVID-19 atau tidak, termasuk apakah corona varian baru dapat menyebabkan gejala yang lebih parah atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Seseorang harus segera melepaskan urutan genetik, dan ahli biologi evolusi akan mengatasinya," kata Dr. Jonathan Epstein, Vice President for Science and Outreach di EcoHealth Alliance, sebuah organisasi konservasi.
Bukan hanya di Belanda dan Denmark, cerpelai dengan COVID-19 juga dilaporkan di beberapa negara lain di Eropa, seperti Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat, di mana ribuan cerpelai terpaksa dimusnahkan demi menghentikan penularan. Di seluruh dunia, jutaan cerpelai di peternakan telah dimusnahkan karena wabah ini.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.