CEO OpenAI Sam Altman: AI, Alat atau Makhluk?

4 Maret 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO OpenAI, Sam Altman, menjelaskan soal kesalahpahaman sejumlah pihak tentang AI yang sering diasosiasikan sebagai makhluk, padahal menurutnya, AI tak lebih dari sebuah alat.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara dengan The Advocate, Altman memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi penjelasan soal fungsi dasar AI menurut versinya.
ADVERTISEMENT
Altman menegaskan, secara umum, apa yang sedang dibangun oleh OpenAI sebagai perusahaan teknologi adalah sebuah alat. ChatGPT adalah produk andalannya, sembari mereka terus ekspansi ke platform AI lain seperti Sora.
Dalam arti sempit untuk saat ini, AI adalah sekumpulan data dan matematika yang menghasilkan sesuatu yang memang memungkinkan secara statistik. Itu sama sekali tidak seperti organisme baru yang tersirat dalam kata "makhluk".
Aplikasi ChatGPT untuk iPhone di App Store. Foto: kumparan
Narasi AI sebagai makhluk, salah satunya berkembang karena industri AI berperan besar untuk menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia. Proses mekanisasi, digitalisasi, hingga automatisasi dalam dunia usaha, telah memengaruhi kondisi ketenagakerjaan.
Mereka yang bergerak di industri AI menentang narasi itu dengan gagasan bahwa AI adalah alat yang dapat membantu orang melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik, seperti halnya komputer prubadi. Narasi tersebut digaungkan untuk memberi pemahaman tentang AI sebagai entitas otonom yang dapat melakukan pekerjaan Anda, tetapi bukan Anda itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Altman sendiri tidak melulu mengumbar narasi yang sejalan bahwa AI sebagai alat.
Pada Oktober 2023, dia pernah bicara kemampuan AI akan berdampak pada pekerjaan mereka yang termasuk median human (manusia median). Frasa median human dapat mengacu pada orang-orang yang memiliki akses terhadap data. Bagi mereka, untuk dianggap sebagai manusia median, memerlukan konektivitas internet dan mungkin pengumpulan data dari banyak sumber di internet. Hanya data itulah yang mungkin dijadikan dasar manusia median. Tapi, tunggu dulu, itu hanya data yang banyak, tetapi itu bukan data yang lengkap.
Altman juga pernah memperingatkan kemajuan yang hebat pada AI mampu mengakibatkan orang-orang kehilangan pekerjaannya secara massal. Orang-orang yang kehilangan pekerjaan adalah korban yang tidak bisa dihindari dari setiap "revolusi teknologi." Setiap 100 hingga 150 tahun, separuh pekerjaan masyarakat dunia akan terhapus, kata Altman dalam konferensi Tech Live yang diselenggarakan media AS, The Wall Street Journal.
ADVERTISEMENT