Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Ceroboh Berujung Petaka, Ini Kisah Kemunculan 'Gerbang Neraka' Turkmenistan
24 Desember 2020 14:03 WIB

ADVERTISEMENT
Disadari atau tidak, spesies homo sapiens adalah makhluk paling invasif di seluruh dunia. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menandingi mereka kecuali alien, itu pun kalau ada. Tapi konon, manusia tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan yang mereka perbuat bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Seperti peristiwa yang terjadi pada tahun 70-an, di mana kesalahan dan kecerobohan bisa memicu terbentuknya “Gates of Hell” atau Gerbang Neraka di Derweze, Turkmenistan. Kisah dimulai di jantung Gurun Karakum Turkmenistan yang merupakan bagian dari Uni Soviet pada tahun 1971.
Kala itu, Soviet mendeteksi sebuah tempat yang mereka yakini sebagai sumber minyak substansial di Gurun Karakum, Derweze. Tak perlu waktu lama dan penelitian lebih lanjut, para insinyur kemudian memasang alat berat, menyiapkan bor raksasa dan mendirikan kamp untuk mengetahui jumlah minyak yang tersedia.
Bor ditancapkan ke tanah, menggali setiap lapisan, membenturkan baja dan batu yang tertanam sejak lama. Merasa dapat harta karun, para insinyur mulai gelap mata dan menanggalkan prosedur. Alih-alih mengebor minyak, mereka justru melakukan operasi besar-besaran di tanah yang diduga menjadi ladang minyak tersebut.
ADVERTISEMENT
Kecerobohan itu benar saja membawa petaka, para insinyur dan pegawai justru menemukan sebuah kantong gas alam. Tak lama setelah itu, tanah yang menjadi pondasi alat-alat berat dan camp para pekerja ambruk, membentuk sebuah lubang besar menganga yang kini dikenal sebagai kawah Darvaza.
Longsoran tanah menyebabkan efek domino yang menyebabkan kawah ambruk di seluruh landscape dan memunculkan lebih banyak gas alam yang sebagian besar terdiri dari metana. Gas metana diketahui memiliki dampak buruk terhadap kandungan oksigen di udara.
Khawatir gas beracun itu menyebar ke kota-kota terdekat, para ilmuwan berpikir bahwa cara terbaik untuk menghentikannya adalah membakar habis gas tersebut sehingga kualitas udara di Gurun Karakum akan kembali normal.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, gas diperkirakan akan habis dalam beberapa minggu saja. Namun api di Kawah Darvaza terus menyala selama lebih dari empat dekade. Di sinilah letak kebodohan berikutnya, karena terungkap bahwa ini merupakan kesalahan perhitungan yang sangat parah.
Hingga saat ini, api di Kawah Darvaza belum berhenti sejak pertama kali dinyalakan sekitar setengah abad yang lalu. Para ilmuwan juga masih belum tahu kapan api itu akan padam. Kini Kawah Darvaza dikenal sebagai Gerbang Neraka, merujuk pada api oranye dan lumpur mendidih yang ada di dalamnya.
Kawah Darvaza terletak di tengah Gurun Karakum, sekitar 260 kilometer sebelah utara Ashgabat, ibu kota Turkmenistan. Gerbang Neraka ini punya lebar 70 meter dengan kedalaman 20,1 meter. Cadangan gas di Gerbang Neraka disebut-sebut menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT