Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cincin Emas Kuno Anti Mabuk Ditemukan, Ini Penampakannya
12 November 2021 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Arkeolog Israel telah menemukan sebuah cincin emas kuno dengan batu kecubung ungu (amethyst). Cincin tersebut dipercaya sebagai penangkal mabuk bagi orang yang memakainya.
ADVERTISEMENT
Amir Golani, ahli arkeologi yang tergabung di Otoritas Barang Antik Israel (Israel Antiquities Authority/IAA), mengatakan batu kecubung yang ada di cincin mungkin dipakai untuk mencegah efek buruk dari minum terlalu banyak alkohol. Dampak yang dimaksud tentu saja mabuk .
Golani menambahkan, amethyst diyakini memiliki banyak 'kebaikan' selain mencegah mabuk. Batu kecubung juga sering dikaitkan dengan keagamaan, karena telah disebutkan dalam alkitab.
Sedangkan cincinnya yang berbobot sekitar 5,11 gram itu diduga Golani milik orang kaya dan elit yang tinggal di kota itu pada awal abad ke-3 Masehi. Sebab cincin emas era Bizantium identik sebagai simbol kekayaan.
ADVERTISEMENT
"Penggunaan permata menunjukkan status dan kekayaan mereka," kata Golani, seperti dikutip CNN. "Cincin seperti itu bisa dipakai oleh pria dan wanita."
Sementara Elie Haddad, salah satu direktur penggalian, berpendapat empunya perhiasan itu adalah pemilik gudang kilang anggur hingga seorang mandor. Ia juga menduga aksesori itu milik pengunjung pabrik yang tak sengaja menghilangkannya.
Cincin itu sendiri ditemukan hanya 150 meter dari sisa-sisa gudang berisi amphora —sejenis toples yang digunakan untuk menyimpan anggur. Situs penggalian itu diperkirakan berusia sekitar abad ke-7, saat akhir era Bizantium dan awal periode Islam Awal.
Batu kecebung ungu bukan satu-satunya obat mabuk kuno yang tak lazim di masa lampau. Pada 2015, arkeolog pernah menemukan kertas papirus berusia 1.900 tahun yang bertuliskan kalung daun salam dipercaya sebagai 'obat sakit kepala saat mabuk', menurut laporan Live Science.
ADVERTISEMENT