Fungsi Tersembunyi di Balik Cincin Planet Saturnus

14 Desember 2017 20:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saturnus ketika musim panas tiba (Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute)
zoom-in-whitePerbesar
Saturnus ketika musim panas tiba (Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute)
ADVERTISEMENT
Tak hanya menjadi penghias planet Saturnus, cincin yang mengitari planet itu ternyata menyimpan efek lain yang baru saja dipelajari para peneliti.
ADVERTISEMENT
Hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti dari Swedia Institute of Space Physics, University of Iowa, dan NASA Goddard menemukan perbedaan jelas antara partikel di bagian utara dan selatan lapisan ionosfer Saturnus.
Dilansir Science Alert, para peneliti menemukan perbedaan itu terjadi karena bayangan cincin Saturnus. Bayangan tersebut menghalangi radiasi ultraviolet dari Matahari dan kemudian menurunkan ionisasi pada ionosfer.
Mereka kemudian menyimpulkan bahwa ada sebagian daerah di cincin Saturnus, yang disebut cincin A dan cincin B, mengalami kebanjiran radiasi ultraviolet secara ekstrem.
Cincin utama Saturnus dan penampakan dua bulannya (Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute)
zoom-in-whitePerbesar
Cincin utama Saturnus dan penampakan dua bulannya (Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute)
Sementara efek yang sama tak terlihat pada bagian cincin C dan D, yang kemudian disimpulkan bahwa dua bagian tersebut tak menghalangi radiasi ultraviolet untuk melewatinya.
Mereka juga menemukan bahwa ionosfer Saturnus lebih beragam dari yang mereka duga, dengan densitas elektron sering berubah drastis antara satu orbit dan lainnya. Sayangnya fenomena tersebut masih belum dijelaskan oleh para peneliti.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, tim peneliti menduga perbedaan densitas elektron terjadi akibat fenomena 'hujan cincin' yang sebenarnya belum pernah diobservasi.
Mereka juga memiliki dugaan lain yaitu adanya angin longitudinal di atmosfer yang mempengaruhi densitas elektron tersebut.
Pahlawan Sebenarnya
Temuan ini terjadi berkat satelit buatan Cassini yang sedang dalam perjalanan 'bunuh diri' ke Saturnus. Cassini yang saat itu sedang memasuki ionosfer Saturnus menangkap bayangan tersebut dan mengirimkan data-data observasinya ke Bumi.
Pesawat luar angkasa NASA, Cassini. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat luar angkasa NASA, Cassini. (Foto: NASA)
"Bisa dibayangkan sebagai fase final dari satelit veteran Cassini," kata William Kurth, peneliti dari University of Iowa, dikutip dari Gizmodo.
Hasil temuan Cassini dan tim peneliti tersebut dapat membantu kita memahami bagaimana partikel bergerak di planet gas terbesar kedua di tata surya kita itu.
ADVERTISEMENT