Corona Belum Usai, Wabah Baru Virus Ebola Merebak di Kongo

2 Juni 2020 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memberikan vaksinasi. Foto: Reuters/Kenny Katombe
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memberikan vaksinasi. Foto: Reuters/Kenny Katombe
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus virus Ebola kembali muncul di Afrika, tepatnya di Republik Demokratik Kongo. Laporan ini datang saat negara tengah sibuk melawan virus corona dan campak yang juga mewabah di sana.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada wabah baru virus Ebola yang terdeteksi di Wangata, Mbandaka, dan sudah terdeteksi ada 6 kasus. Empat pasien di antaranya meninggal dunia, dengan dua pasien masih dalam perawatan intensif.
"Ini adalah pengingat bahwa COVID-19 bukan satu-satnya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pernyataan resmi, Senin (1/6). "Meski perhatian kita banyak tertuju pada pandemi (virus corona), WHO terus memantau dan menanggapi banyak keadaan darurat kesehatan lainnya."
Kemunculan Ebola di Mbandaka masih jadi misteri, belum jelas asal-usulnya. Republik Demokratik Kongo (sebelumnya dikenal sebagai Zaire) adalah negara terbesar di Afrika sub-Sahara, dan telah memberlakukan larangan bepergian untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Petugas Medecins Sans Frontieres (MSF) berbicara dengan seorang pekerja di fasilitas isolasi, siap untuk menerima pasien yang terkena Ebola. Foto: Reuters/Kenny Katombe
Padahal kurang dari dua bulan lalu, Kongo berencana mendeklarasikan berakhirnya epidemi Ebola di negaranya yang telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 2.275 jiwa pada Mei 2020 lalu. Namun kehadiran kasus baru membuat wabah belum bisa dinyatakan berakhir.
ADVERTISEMENT
Ini bukan pertama kalinya kasus Ebola muncul di Mbandaka. Pada Mei 2018 silam, ada 54 kasus yang tercatat dengan korban jiwa mencapai 33 pasien di kota tersebut. WHO pernah mengirim lebih dari 7.500 dosis vaksin Ebola di Kongo, dan wabah di Mbandaka langsung terkontrol. Kasus Ebola dinyatakan berakhir pada 24 Juli 2018.
Adapun Ebola menyebabkan demam, pendarahan, lemah, dan sakit perut, dan membunuh sekitar setengah dari yang terinfeksi. Ini ditularkan melalui kontak dengan orang yang sakit atau meninggal, serta dengan hewan. Nama penyakit diambil dari Sungai Ebola di Kongo, di mana ia pertama kali diidentifikasi, pada tahun 1976.
Seorang pekerja kesehatan Kongo mensosialisasikan penduduk tentang mencuci tangan mereka sebagai tindakan pencegahan terhadap Ebola di Mbandaka, Republik Demokratik Kongo 19 Mei 2018. Foto: Reuters/Kenny Katombe
WHO akan mengerahkan timnya di Mbandaka untuk mengumpulkan dan menguji sampel, lalu ke laboratorium nasional untuk konfirmasi. Pelacakan kontak juga tengah dilakukan. WHO bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Afrika untuk menangani kasus Ebola di Kongo.
ADVERTISEMENT
"Dengan setiap pengalaman kami merespons lebih cepat dan lebih efektif," ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, di akun Twitter miliknya.
Selain Ebola, Kongo juga sibuk dengan penanganan virus corona dengan laporan kasus COVID-19 tertinggi ada di ibu kotanya, Kinshasa. Total ada 3.049 kasus virus corona di Kongo, dengan 71 pasien di antaranya meninggal dunia. Terbatasnya kapasitas pengujian deteksi COVID-19 membuat angka skala sebenarnya dari wabah tersebut sulit diketahui.
Sementara ada lebih dari 350.000 orang telah terinfeksi campak di negara itu sejak Januari 2019, dan 6.500 orang di antaranya meninggal dunia.
Sejauh ini, pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan antara provinsi-provinsi untuk menekan penyebaran virus corona, yang sekarang juga dapat membantu membatasi penyebaran Ebola dari Mbandaka.
ADVERTISEMENT
***
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.