Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cowok Tukang Ghosting Cenderung Berkepribadian Psikopat dan Narsis
14 November 2021 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Orang yang suka mengakhiri hubungan dengan cara memutuskan komunikasi—atau biasa disebut ghosting—cenderung memiliki kepribadian psikopat dan narsis, menurut riset terbaru.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan tersebut disampaikan oleh riset yang dibuat sekelompok peneliti internasional dalam jurnal Acta Psychologica yang terbit pada Oktober lalu. Menurut temuan peneliti, kepribadian gelap seperti psikopat dan narsisme pasa pelaku ghosting cenderung dimiliki oleh laki-laki ketimbang perempuan.
Dalam penelitian tersebut, mereka mensurvei 341 orang dewasa di AS, di mana 23 persen di antaranya merupakan laki-laki. Kepada para peserta survei, peneliti bertanya apakah ghosting adalah cara yang dapat diterima untuk mengakhiri suatu hubungan, baik jangka panjang atau pendek, dan menanyakan apakah para peserta pernah melakukan ghosting di masa lalu.
Para peserta juga diminta untuk mengikuti survei kepribadian di mana para peneliti menilai ciri-ciri triad kepribadian gelap yang terdiri dari machiavellianisme, narsisme, dan psikopat. Para peneliti menjelaskan, narsisme ditandai dengan perilaku superioritas; machiavellianisme ditandai dengan sinisme dan manipulatif; dan psikopat ditandai dengan sikap sosial yang tidak berperasaan dan antagonisme interpersonal.
Hasilnya, 51 persen peserta melaporkan telah melakukan ghosting kepada seseorang untuk mengakhiri hubungan di masa lalu. Orang-orang ini juga berpikir bahwa ghosting adalah cara yang dapat diterima untuk mengakhiri suatu hubungan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ternyata individu yang menerima ghosting sebagai cara mengakhiri hubungan juga menunjukkan sifat psikopat dan machiavellian, tetapi bukan yang narsistik.
"Itu akan konsisten dengan temuan bahwa hubungan empati afektif rendah dengan machiavellianisme dan psikopat lebih kuat daripada hubungannya dengan narsisme dan bahwa narsisme terkait dengan beberapa keterampilan empati,” kata para peneliti dalam laporannya.
"Hasil tampaknya mengkonfirmasi bahwa repertoar orang narsistik mungkin mencakup tingkat pemahaman yang lebih besar tentang rasa sakit orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari mereka sebagai bagian dari hubungan daripada mengakhirinya.”
Para peneliti juga menemukan bahwa individu yang mendapat skor lebih tinggi dalam ciri-ciri kepribadian gelap, menilai ghosting lebih dapat diterima sebagai cara untuk mengakhiri hubungan jangka pendek ketimbang hubungan jangka panjang yang serius.
ADVERTISEMENT
“Kami juga menemukan pola ini mungkin lebih kuat pada laki-laki daripada perempuan untuk narsisme dan (sedikit) psikopat meskipun bukti untuk moderasi paling baik bersifat tentatif,” jelas peneliti.
Para peneliti menyimpulkan bahwa ghosting mungkin merupakan cara yang dilakukan oleh orang-orang, terutama pria yang cenderung psikopat dan narsis, sebagai cara paling mudah dan efisien untuk melepaskan diri dari pasangan seks kasual, entah untuk mengejar peluang lain atau hanya untuk menghindari komitmen yang lebih serius dalam berhubungan.