Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Virus SARS-CoV-2 ini ternyata memiliki cara tertentu dalam memengaruhi paru-paru manusia, bahkan hasil CT Scan paru pasien memungkinkan dokter mendiagnosis apakah orang tersebut mengidap COVID-19 atau tidak.
Penelitian yang telah dilaporkan dalam jurnal Radiology itu menjelaskan, para peneliti dari Rumah Sakit Tongji di Wuhan, China, telah mengumpulkan ratusan CT Scan dada para pasien yang terpapar virus corona.
Hasilnya, ada beberapa indikasi dari infeksi pada paru yang dikenal sebagai “Ground-glass opacification/opacity (GGO)”, menunjukkan adanya cairan yang memenuhi paru-paru dan alveoli paru-paru, atau kantung udara kecil yang menukar molekul oksigen dan karbon dioksida ke dan dari aliran darah.
GGO ini muncul di dalam CT scan seperti gumpalan putih yang dapat menyebar dan menimbulkan sejumlah penyakit kronis, salah satunya pneumonia. Bagaimana virus itu tampak dalam CT Scan, kamu bisa memerhatikan gambar di bawah ini.
ADVERTISEMENT
GGO sebenarnya dapat ditemukan pada sejumlah kasus infeksi dan penyakit paru-paru yang berbeda. Namun, pada kasus SARS-CoV-2, dengan melihat bentuk dan penyebaran mereka, memungkinkan seorang dokter secara spesifik mengidentifikasi kasus COVID-19 .
Dalam studinya, para peneliti China mempelajari CT Scan lebih dari 1.000 pasien dengan masalah paru-paru. Hasilnya, para peneliti mengklaim gambar CT Scan lebih efektif dalam mendeteksi COVID-19 ketimbang menggunakan metode Reverse Transcriptase PCR, atau tes laboratorium yang digunakan untuk memperkuat dan mendeteksi urutan DNA dan RNA dari mikroorganisme berbahaya.
Penyakit COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi parah pada penderitanya, terlebih ketika korban memiliki riwayat penyakit penyerta. Salah satu komplikasi yang ditimbulkan adalah pneumonia, suatu kondisi di mana seseorang mengalami peradangan ruang udara di paru-paru.
Peradangan ini dapat menyebabkan kantung udara di paru-paru dipenuhi oleh cairan dan sel-sel, mengakibatkan sesak napas, kadar oksigen rendah, dan batuk. Ketika pasien ada dalam kondisi seperti ini, mereka tidak bisa menyerap cukup oksigen ke dalam aliran darah.
ADVERTISEMENT
Dalam studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Radiology: Cardiothoracic Imaging pada 20 Februari 2020, dijabarkan bagaimana seorang pria berusia 44 tahun yang bekerja di pasar Huanan, Wuhan, China , terserang virus corona.
Pada awalnya, pria tersebut didiagnosis pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut. Namun, setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ia ternyata mengidap COVID-19 dan meninggal satu pekan kemudian. Hasil CT scan menunjukkan adanya GGO pada paru-paru korban yang tampak sangat jelas.