Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Laut dalam menyimpan banyak misteri yang belum diketahui oleh manusia. Banyak hewan langka di laut dalam yang belum dapat dilihat secara langsung oleh manusia di habitat aslinya, karena aksesnya yang sulit tersebut.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sekelompok ahli biologi dari Schmidt Ocean Institute girang bukan kepalang karena mereka berhasil merekam hewan langka bernama cumi -cumi tanduk domba (Spirula spirula). Mereka mengklaim kalau ini merupakan video pertama yang merekam cumi aneh tersebut di habitat aslinya.
"Berita menarik!" kicau Schmidt Ocean dalam kicauan mereka di Twitter, Selasa (27/10). "Ini tampaknya pengamatan PERTAMA dari Spirula, alias cumi-cumi tanduk domba jantan, hidup + di lingkungan alaminya. Sangat jarang dilihat atau ditangkap, mereka memiliki banyak kerabat yang punah, tetapi hanya anggota hidup dari marga Spirula, famili Spirulidae, dan ordo Spirulida.”
Video ini diambil saat mereka melakukan eksplorasi menggunakan kapal selam yang dapat dikendalikan dari jarak jauh (Remotely operated underwater vehicle/ROV) pada zona senja (twillight) di laut dalam, yang berkisar antara 200 hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut. Sejatinya, video tersebut merupakan bagian dari live streaming yang digelar Schmidt Ocean Institute di YouTube pada 26 Oktober 2020.
ADVERTISEMENT
Cumi-cumi tanduk domba yang peneliti temukan punya rupa yang aneh. Hewan langka ini berukuran kecil dengan panjang 7 cm. Ia memiliki delapan lengan, dua tentakel, sepasang mata melotot, dan penampilan umum seperti boneka muppet.
Cumi tanduk domba sendiri dinamakan berdasarkan bentuk cangkangnya yang melingkar ke dalam yang mirip seperti tanduk domba. Di bagian dalam mantel cangkangnya itu terdapat ruang gas, yang digunakan si cumi untuk mengontrol daya apung di laut.
Pada awalnya, para peneliti yang mengoperasikan ROV di Schmidt Ocean Institute tidak tahu apa yang mereka lihat. "Apa-apaan ini?" kata seorang ilmuwan yang mengendarai ROV, ketika menemukan cumi langka tersebut di Great Barrier Reef pada kedalaman sekitar 850 hingga 860 meter.
ADVERTISEMENT
Selayaknya sebuah penemuan langka, video langka cumi-cumi tanduk domba ini pun dirayakan oleh para ilmuwan. Salah satunya adalah Rebecca Helm, ahli biologi di University of North Carolina, salah satu ilmuwan yang sangat bersemangat berkicau di Twitter terkait video langka ini.
“Ini hewan misterius. Ini seperti versi cumi-cumi raksasa berukuran peri,” kata Helm, kepada The New York Times.
Senada dengan Helm, seorang ahli zoologi di di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian, Michael Vecchione, mengatakan bahwa ia telah mencari cumi-cumi tanduk domba sejak lama. Vecchione bilang, ia sering menangkap spesies ini dari dalam laut dan menempatkan mereka di akuarium, tapi dia belum pernah melihat rekaman cumi-cumi tanduk domba di habitat aslinya.
"Saya telah mencari ini sejak lama," kata Vecchione kepada ScienceAlert. "Aku sama sekali tidak ragu, itu Spirula."
ADVERTISEMENT
Terlepas dari jarangnya pertemuan ini, ada satu aspek yang sangat mengejutkan para ilmuwan dalam rekaman itu: posisi hewan itu sendiri, dengan kepala dan tentakelnya melayang tegak, dan siripnya mengarah ke bawah.
Selama ini, para ilmuwan selalu menduga bahwa cumi-cumi tanduk domba berenang dengan kepala mengarah ke bawah. Vecchione, misalnya, mengaku bahwa ketika ia menangkap Spirula hidup dan memasukkannya ke dalam air dingin di atas kapal, cumi-cumi tersebut selalu mengambang dengan pantat di bagian atas.
"Banyak orang kaget karena kepalanya ternyata di atas," kata Vecchione. "Dan alasan mereka kaget adalah karena cangkang dengan daya apung berada di ujung lain cumi-cumi. Jadi Anda akan mengira kepalanya, yang lebih berat, akan menggantung."
ADVERTISEMENT
Menurut Vecchione, asumsi bahwa posisi kepala cumi-cumi tanduk domba berada di bawah memang tampak bermasalah. Ia menjelaskan, cumi-cumi tanduk domba memiliki organ penghasil cahaya, yang dikenal sebagai photophore, yang terletak di dekat cangkang apungnya.
Cahaya tersebut berguna untuk menganggu pengelihatan predator bawah laut yang sering kali melihat ke atas. Photophores nantinya membantu menyamarkan mangsa di laut dalam dengan membasuh siluet mereka dengan cahaya ke bawah. Jika posisi kepala si cumi-cumi berada di bawah dan lampu itu mengarah ke atas, organ itu hampir tidak berguna.
Vecchione mengatakan, dirinya belum bisa memastikan bagaimana posisi cumi-cumi tanduk domba yang sebenarnya. Para ilmuwan sendiri tampaknya membutuhkan lebih banyak observasi untuk memecahkan misteri ini.
ADVERTISEMENT
Kejutan cumi-cumi tanduk domba tak sampai di situ. Ketika makhluk itu akhirnya kabur dalam video, terlihat seperti ada sedikit tinta yang tumpah ke dalam air. Vecchione cukup yakin itu berasal dari cumi-cumi. Menurutnya, ini adalah taktik pengalihan si cumi-cumi untuk melarikan diri.
"Itu menarik karena Spirula memiliki mekanisme untuk membuat tinta tetapi berkurang pada spesies ini, seperti spesies laut dalam lainnya," kata Vecchione kepada Science Alert. "Tapi ini menunjukkan itu fungsional dan mereka menggunakannya untuk pertahanan."