Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Per Kamis (16/6), angka kasus positif bertambah 1.173 orang, sehingga total kumulatif pasien yang terkonfirmasi positif kini menjadi 6.064.424 kasus.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi peningkatan kasus disebabkan karena masuknya sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia. Hingga 14 Juni 2022, tercatat ada 20 kasus dengan varian ini.
“Sampai dengan 14 Juni 2022 total kasus BA.4 dan BA.5 yang telah diidentifikasi 20 kasus, 2 kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5,” ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, kepada wartawan, Kamis (16/6).
Dari total kasus ini telah diidentifikasi bahwa tiga kasus merupakan warga negara asing (WNA). Sedangkan 17 kasus lainnya merupakan transmisi lokal.
Gejala Awal Omicron BA.4 dan BA.5
Berdasarkan laporan GISAID, transmisi BA.4 dan BA.5 memang kemungkinan memiliki penyebaran yang lebih cepat dibanding varian Omicron sebelumnya yaitu BA.1 dan BA.2. Akan tetapi tingkat keparahannya tidak lebih parah.
ADVERTISEMENT
Berikut gejala awal omicron BA.4 dan BA.5:
Sebaran 20 kasus varian ini, kata Maxi, berada di Bali sebanyak tiga orang yang semuanya WNA, Banten satu orang, Jakarta empat orang, dan Jawa Barat 12 orang. Kasus di Jawa Barat paling banyak karena merupakan klaster keluarga.
Maxi juga menjelaskan, bila dilihat dari kondisi kesehatan ke 20 kasus ini, terdapat 1 orang rawat inap sementara 19 kasus lainnya rawat jalan. Dari 20 kasus ini, 16 orang bergejala ringan sementara 4 orang tidak bergejala.
Pemerintah menyebut pasca-lebaran memang terjadi kenaikan kasus positif akibat adanya virus varian baru. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara lain seperti Afrika Selatan, Portugal, dan Chile.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak panik dalam menghadapi kondisi ini. Pasalnya meskipun ada beberapa kenaikan kasus, saat ini angka standar positivity rate Indonesia masih relatif rendah yaitu 1.15 persen dengan standar di WHO adalah 5 persen yang ditetapkan WHO.