Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Daftar Varian Baru Covid yang Harus Diwaspadai Indonesia
10 November 2021 6:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia telah mewanti-wanti untuk memperketat karantina bagi pengunjung luar negeri guna mencegah masuknya virus corona AY.4.2. Namun, ahli epidemiologi mengingatkan bahwa subvarian Delta yang sering disebut Delta Plus itu bukanlah satu-satunya strain virus corona yang perlu diwaspadai Indonesia.
ADVERTISEMENT
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, menjelaskan beberapa varian virus corona baru yang perlu diwaspadai masuk ke Indonesia. Varian-varian baru ini umumnya mampu menyebabkan virus corona lolos dari antibodi, viral load yang tinggi, hingga breakthrough infection —di mana orang yang sudah divaksinasi dapat terinfeksi COVID-19.
Berikut daftar varian baru COVID-19 yang harus diwaspadai Indonesia, menurut Dicky:
"Jadi, orang sudah divaksinasi penuh, terinfeksi. Itu yang menimbulkan lonjakan kasus banyak yang menerima vaksin itu karena namanya Delta subvarian AY.23,” kata Dicky kepada kumparanSAINS, Selasa (9/11).
Dicky juga menyebut subvarian Delta AY.25 dan AY.37. Jadi, ada empat subvarian Delta yang harus jadi catatan dan kewaspadaan kita, kata Dicky.
“Walaupun yang sekarang keseriusannya baru di AY.4.2 dan AY.25. Di mana AY.4.2 kita tahu terus meningkat di Inggris kasusnya, meningkatkan juga bukan hanya infeksi tetapi juga hunian rumah sakit,” jelasnya. “Kalau AY.25 itu terdeteksi bahwa kasusnya lebih bisa menjebol pertahanan antibodi orang yang sudah terinfeksi maupun yang sudah divaksinasi.”
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparanSAINS dari data di GISAID, subvarian Delta AY.23 dan AY.37 sudah ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.
Tak hanya subvarian Delta, Dicky juga mencatat virus corona B.1.260 sebagai varian yang perlu diwaspadai. Virus corona varian B.1.260 “membawa banyak mutasi dan penghapusan protein spike yang sama seperti Variant of Concerns,” menurut sebuah artikel ilmiah di jurnal Nature Communications yang terbit pada 1 Oktober 2021.
Varian B.1.260 berasal dari Kamerun dan kini telah menyebar di beberapa negara Eropa hingga Filipina.
“Varian B.1.260 ini juga memiliki mutasi yang dimiliki pada varian-varian yang ada di Variant of Concerns dan artinya diduga ia bisa menurunkan efikasi vaksin dan juga tentu kemampuan dia untuk menginfeksi,” ujar Dicky.
ADVERTISEMENT
“Hal yang jadi catatan serius dari B.1.260 adalah di studi yang dilakukan di Lithuania, kasus breakthrough infection, atau orang yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi, oleh varian ini lebih sering. 2,4 kali lebih sering terjadi dibanding varian lain."
Dicky pun menyoroti kemampuan surveillance genomik di Indonesia yang menurutnya masih “lemah, belum memadai, dan tidak adekuat” untuk menyelidiki varian corona yang ada di Indonesia.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkomitmen untuk semakin meningkatkan pengawasan genomik di Tanah Air.
"Varian A.Y.4.2 sudah sampai di Malaysia tapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang. Dan kita melakukan genome sequence antara 1.500 sampai 1.800 tes perbulan," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers virtual di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (8/11).
ADVERTISEMENT