Dahsyatnya Bom Atom Hiroshima: Bikin Orang Duduk di Trotoar Tinggal Bayangan

3 Agustus 2023 8:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayangan manusia yang terlukis di lantai sebuah bank pasca-bom atom menghancurkan kota Hiroshima.  Foto: Universal History Archive/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Bayangan manusia yang terlukis di lantai sebuah bank pasca-bom atom menghancurkan kota Hiroshima. Foto: Universal History Archive/Getty Images
ADVERTISEMENT
Dahsyatnya bom atom yang jatuh di Hiroshima dan Nagasaki tak hanya menyisakan kenangan pahit bagi masyarakat Jepang, tapi juga meninggalkan jejak bayangan orang meninggal di trotoar yang tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT
Sulit untuk menjelaskan bagaimana bayangan-bayangan itu bisa terlukis jelas di beberapa sudut jalan kota Hiroshima dan Nagasaki. Namun, kali ini sains mencoba menjabarkannya.
Sejarah mencatat, dua kota besar di Jepang hancur lebur setelah bom atom milik AS yang dijuluki Little Boy dan Fat Man menghantam kota Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Bom atom pertama Little Boy meledak 580 meter di atas kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Menurut World Nuclear Association, ledakan itu setara dengan 16.000 ton TNT, mengirimkan gelombang energi panas yang beriak ke seluruh kota.
Bom berhasil meratakan 13 kilometer persegi kota. Hampir seperempat penduduk Hiroshima langsung meninggal dunia. Sementara sisanya meninggal karena efek keracunan radiasi dan kanker pada bulan-bulan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Tiga hari setelah Hiroshima hancur lebur, bom kedua Fat Man jatuh di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Bom plutonium 239 melepaskan ledakan setara 21.000 ton TNT, menghasilkan pola kehancuran dan kematian yang serupa di seluruh kota. Ini pula yang membuat Jepang akhirnya menyerah pada Sekutu.
Bayangan seseorang di tangga tepi sungai di Hiroshima, Jepang, yang tercipta selama ledakan nuklir tahun 1945. Foto: Universal History Archive/Getty Images
Menurut dr. Michael Hartshorne, peneliti dari National Museum of Nuclear Science and History di Albuquerque, New Mexico, yang merupakan profesor emeritus radiologi di University of New Mexico School of Medicine, ketika bom atom meledak, cahaya dan panas menyebar dengan cepat, keluar dari titik ledakan. Sedangkan objek dan orang-orang di jalur ledakan melindungi objek di belakangnya dengan menyerap cahaya dan energi. Cahaya memutihkan beton atau batu yang tidak terhalang objek.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, bayangan menakutkan itu sebenarnya adalah bagian dari warna asli trotoar yang terlindungi oleh objek (baik benda maupun manusia) selama ledakan nuklir berlangsung.
Menurut Atomic Heritage Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, DC, energi intens yang dilepaskan selama ledakan atom adalah hasil dari fisi nuklir. Fisi nuklir terjadi ketika neutron menyerang inti atom berat seperti isotop uranium 234 atau plutonium 239. Ketika bom menghantam tanah, inti elemen pecah, melepaskan banyak energi. Tabrakan awal memicu reaksi berantai, berlanjut hingga semua bahan utama habis.
“Reaksi berantai terjadi dalam pola pertumbuhan eksponensial yang berlangsung sekitar satu milidetik,” kata Alex Wellerstein, asisten profesor studi sains dan teknologi di Stevens Institute of Technology di New Jersey. “Reaksi ini memecah sekitar satu triliun atom dalam periode waktu itu sebelum reaksi berhenti.”
ADVERTISEMENT
Bom atom yang digunakan dalam serangan 1945 berbahan bakar uranium 234 dan plutonium 239 serta melepaskan banyak panas dan gelombang pendek, radiasi gamma. Energi mengalir sebagai gelombang foton dengan panjang bervariasi, termasuk dalam gelombang panjang seperti gelombang radio dan gelombang pendek seperti Sinar-X dan sinar gamma.
Antara gelombang panjang dan gelombang pendek terdapat panjang gelombang yang mengandung energi dan terlihat oleh mata kita sebagai warna. Namun, tidak seperti energi dengan gelombang yang lebih panjang, radiasi gamma merusak tubuh manusia karena dapat melewati pakaian dan kulit, menyebabkan ionisasi atau hilangnya elektron yang merusak jaringan dan DNA.
Bayangan orang dan tangga terlukis di dinding setelah bom atom menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki. Foto: Universal History Archive/Getty Images
Radiasi gamma yang dilepaskan oleh bom atom juga bergerak sebagai energi panas mencapai 5.538 derajat Celcius. Saat energi mengenai objek seperti sepeda atau manusia, energi diserap, melindungi objek di jalurnya dan menciptakan efek putih di luar bayangan.
ADVERTISEMENT
“Faktanya, kemungkinan besar ada banyak bayangan pada awal ledakan, tetapi sebagian besar bayangan akan hancur oleh gelombang ledakan dan panas berikutnya,” kata Hartshorne sebagaimana dikutip Live Science.
Beberapa bayangan mengerikan dari jejak nuklir yang terukir di setiap sudut kota telah dihilangkan, yang lainnya disimpan di Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima sebagai pengingat untuk generasi mendatang. Seiring berjalannya waktu, konsekuensi jangka panjang dari radiasi yang dilepaskan oleh setiap bom telah menimbulkan pertanyaan tentang penggunaannya.
"Saya pikir sangat penting untuk mengingat konsekuensi penggunaan senjata nuklir," kata Wellerstein kepada Live Science. "Sangat mudah untuk menganggap senjata-senjata ini sebagai alat kenegaraan dan bukan senjata pemusnah massal. Bayangan nuklir berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan penggunaan senjata atom."
ADVERTISEMENT