Deretan Hewan Ini Dianggap Bisa Meramal Cuaca

2 Januari 2023 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 3 Maret 2023 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi badai. Foto: Pedro Turrini Neto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi badai. Foto: Pedro Turrini Neto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa orang percaya bahwa di dunia ini ada hewan yang dianggap bisa meramal cuaca. Ini karena menurut ilmuwan sejumlah hewan dipercaya mampu merasakan perubahan kecil di lingkungan sekitarnya, seperti tekanan barometrik, musim dan kelembapan.
ADVERTISEMENT
Indra hewan yang lebih tajam dapat menjelaskan kemampuan mereka dalam memprediksi cuaca dan perubahan perilaku sebelum badai. Mereka bisa merasakan, mendengar, dan mencium perubahan lingkungan yang tidak bisa dilakukan manusia.
Lantas, hewan apa saja itu? Berikut deretan hewan yang dianggap bisa meramal cuaca sebagaimana dikutip Weather Station Advisor.

Kucing

Kucing dikenal sebagai hewan sensitif. Sensitivitas ekstra ini membuat mereka bisa memprediksi badai petir dan cuaca buruk. Indra kucing yang jauh lebih tajam dari manusia membuatnya mampu mendeteksi penurunan tekanan indra.
Sementara indra pendengaran yang lebih tinggi bikin mereka bisa mendengar gemuruh guntur dari kejauhan. Para ahli percaya kucing mungkin bisa mencium bau logam di atmosfer yang terjadi sebelum badai. Kucing juga bisa mencium aroma khas hujan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kucing yang mulai mandi dan tidak berhenti menjilati tubuhnya juga menjadi pertanda hujan akan turun. Hewan satu ini juga akan menjilati belakang telinganya jika badai akan datang, sebab perubahan tekanan atmosfer yang menyertai dapat dapat dirasakan di telinga bagian dalam kucing.
“Kucing menjilat dirinya sendiri saat hujan mendekat karena menjaga bulunya tetap basah membantu mengurangi listrik statis yang disebabkan oleh perubahan kelembapan,” kata Ashley Callihan, seorang perawat dokter hewan DodoVet, seperti dikutip The Dodo.
Ilustrasi anjing. Foto: Shutter Stock

Anjing

Enggak sedikit orang percaya anjing bisa memprediksi cuaca. Dalam cerita yang berseliweran di masyarakat, anjing mampu memperingatkan tuannya ketika ada bahaya yang akan datang seperti tornado dan angin topan. Peringatan mereka akan ditunjukkan lewat gonggongan marah hingga merengek atau mencoba bersembunyi di tempat aman, seperti di bawah ranjang, meja, atau kursi.
ADVERTISEMENT
Anjing juga akan berperilaku aneh ketika merasakan perubahan lingkungan dan atmosfer, seperti penurunan tekanan dan aliran listrik di udara sebelum badai. Selain itu, mereka memiliki indra penciuman yang jauh lebih baik dari manusia sehingga mampu mencium badai yang akan datang.

Sapi

Pernahkah kamu mendengar pepatah: “Kalau sapi berbaring berarti hujan”, atau “bila seekor sapi berusaha menggaruk telinganya, itu berarti hujan sudah sangat dekat”.
Para peneliti pernah menguji pepatah ini, dan mereka menemukan fakta yang mengejutkan. Sapi akan kehilangan panas tubuhnya saat berdiri. Jadi mereka akan berbaring saat suhu udara turun, termasuk sebelum badai datang.
Nah, kamu mungkin bisa membuktikannya langsung dengan cara melihat perilaku sapi saat cuaca tidak menentu. Kalau sapi garuk telinga atau rebahan, berarti hujan bakal turun.
Sejumlah Burung Dara atau Merpati (Columba livia) terbang secara berkelompok di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten, Jumat (21/1/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Burung

Mengamati burung adalah cara lain untuk memprediksi hujan atau badai yang akan datang. Cerita rakyat mengatakan, burung yang terbang rendah dekat tanah menandakan cuaca buruk. Tapi ternyata ini salah.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika kamu melihat burung tiba-tiba migrasi, banyak bertengger di kabel listrik atau burung camar terbang di pantai, ini bisa jadi tanda akan datang hujan badai. Ini karena burung bisa mendengar infrasonik, frekuensi sangat rendah yang tidak dapat didengar manusia. Indra pendengaran burung yang tajam memungkinkan mereka mendengar badai dari jarak ratusan kilometer.

Kodok

L’Aquila, Italia, pernah diguncang gempa dahsyat pada April 2009. Lima hari sebelum gempa terjadi, koloni kodok di kolam dekat L’Aquila mulai menghilang. Mereka muncul lagi beberapa hari pasca-gempa.
Para ahli belum yakin kodok bisa merasakan akan datangnya bencana alam. Namun, mereka menduga ini ada hubungannya dengan perubahan medan magnet bumi dan jumlah gas radon yang ada di air tanah.
ADVERTISEMENT
Selain gempa, kodok kodok juga dapat memprediksi perubahan cuaca. Amfibi satu ini akan menguak (suara kodok) lebih lama dan keras dari biasanya saat cuaca buruk akan segera datang. Ketika volumenya meningkat, bisa diduga badai akan terjadi.