Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Detik-detik Menegangkan Penerjun Payung Masuk ke Dalam Awan Tebal
8 September 2023 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pernah membayangkan terjun dari langit kemudian masuk ke dalam awan ? Apa rasanya kira-kira?
ADVERTISEMENT
Nah, baru-baru ini seorang penerjun payung memperlihatkan bagaimana jika kita masuk ke dalam awan. Aksi itu dilakukan oleh Eric Finat, seorang skydiving asal Barcelona, Spanyol. Eric memperlihatkan detik-detik bagaimana dia meluncur dari langit dan masuk ke dalam awan tebal.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @ericfinat, terlihat Eric sedang melayang di udara bersama rekannya. Di bawahnya ada gumpalan awan putih tebal. Beberapa saat kemudian Eric masuk ke dalam gumpalan awan putih itu.
Kamera yang dipasang di helm seketika berubah menjadi gelap berkabut. Terlihat pula tetesan air seperti sedang berada di tengah hujan gerimis. Di detik selanjutnya, kamera yang buram perlahan terang, dan Eric berhasil melewati awan tersebut.
Dijelaskan di situs University of Colorado Boulder, awan sendiri terbentuk dari proses penguapan air yang ada di permukaan bumi oleh sinar Matahari. Pemanasan permukaan air yang ada di Bumi (seperti laut, danau, sungai) ini menyebabkan air berubah wujud dari bentuk cair menjadi gas.
ADVERTISEMENT
Gas kemudian menguap dan terangkat naik ke atmosfer. Proses terangkatnya uap air ke atas persis sama seperti uap air dari proses merebus air. Ketika air dipanaskan, maka air akan berubah menjadi uap air, kemudian terangkat dan ‘menghilang’ ke atas.
Ketika sampai di lapisan atmosfer yang lebih tinggi, uap air mulai mengembun dan kembali ke bentuk semula menjadi partikel titik air yang sangat kecil. Awan yang terlihat di langit adalah kumpulan dari jutaan bahkan miliaran partikel titik air.
Jutaan partikel air tersebut menyebarkan sinar Matahari secara merata, sehingga awan terlihat berwarna putih. Meskipun terlihat seperti kapas yang lembut dan nyaman, awan tentu saja tidak dapat menopang tubuh atau benda apa pun yang dijatuhkan di atasnya, termasuk menopang tubuh Eric.
Mungkin kita bertanya, jika awan bisa melayang di langit, berarti awan punya berat yang ringan dong? Pertama, awan memang memiliki berat yang bisa diukur nilainya. Dikutip Science Alert, salah satu estimasi berat awan dijelaskan dari nilai kepadatan awan, sekitar 0,5 gram per meter kubik. Jika terdapat awan sebesar 1 kilometer kubik, maka berat awan diperkirakan mencapai 500.000 kilogram atau sekitar 551 ton.
ADVERTISEMENT
Bagaimana benda seberat 551 ton bisa melayang di udara? Hal ini terjadi karena adanya perbedaan massa jenis (atau kerapatan) materi awan dengan massa jenis udara kering di bawahnya. Seperti minyak yang mengapung di atas air, terjadi karena massa jenis air lebih besar–lebih rapat− dibandingkan massa jenis minyak.
Massa jenis atau kerapatan awan yang lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis udara kering tersebut menyebabkan awan dapat mengapung di atmosfer.
Kalau ditanya seperti apa rasanya masuk awan? Menurut peneliti itu sama kayak kamu sedang berada di lingkungan berkabut. Bisa dibilang, kabut adalah awan yang berada di dekat permukaan tanah, bukan berada di langit. Awan dan kabut sama-sama terbuat dari partikel air yang sangat kecil kemudian membentuk lapisan/gumpalan berwarna putih.
ADVERTISEMENT
Meski terlihat seperti gumpalan kapas, kita tidak bisa benar-benar menyentuh dan menggenggam awan. Jika Anda mencoba menyentuh awan, maka tangan Anda akan langsung menerobos dan melewati awan tersebut.
Jadi, jangan pernah berpikir untuk bisa tidur dengan nyaman di awan. Karena sekali lagi, awan enggak bisa menopang tubuhmu seperti di negeri dongeng.