Di Masa Depan, Benua Afrika Akan Terbelah Jadi 2 Bagian

3 April 2018 7:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pada 19 Maret 2018, retakan besar terbentuk di Rift Valley di Kenya akibat hujan deras dan aktivitas seismik. Retakan tersebut diduga memiliki lebar 15,24 meter, kedalaman lebih dari 15 meter dan panjang hingga beberapa kilometer.
ADVERTISEMENT
Retakan tersebut telah memisahkan jalan Mai Mahiu-Narok. Bahkan, ada rumah-rumah yang juga ikut terbelah menjadi dua karenanya.
Salah seorang saksi mata, wanita berusia 72 tahun, mengatakan ia sedang makan malam bersama keluarganya ketika rumahnya tiba-tiba terbelah menjadi dua.
Ilustrasi Benua Afrika. (Foto: SmallmanA via Pixabay)
Sejauh ini, pemerintah setempat mengisi retakan tersebut dengan bebatuan dan semen agar jalan tersebut tetap bisa digunakan.
Litosfer, bagian terluar kulit Bumi, di wilayah ini terpecah menjadi lempeng tektonik yang terus bergerak pada kecepatan bervariasi. Meski pergerakan lempeng tidak selalu terlihat di permukaan, pergerakan semacam ini dapat menyebabkan perpecahan lempeng, pembentukan celah, dan membentuk batas-batas baru.
Meskipun sebagian besar Benua Afrika berada di lempeng Nubia, sebagian besar Afrika bagian timur berada di Lempeng Somalia dan kedua lempeng tersebut bertemu di Celah Afrika Timur yang membentang sepanjang 3.000 kilometer dari Teluk Aden ke Zimbabwe.
ADVERTISEMENT
Menurut David Ahele, ahli geologi, saat ini Lempeng Somalia sedang bergerak menjauh dari Lempeng Nubia dengan kecepatan 2,5 sentimeter per tahun. Ia mengatakan kepada Tech Times, hal ini disebabkan oleh pergerakan dari gunung berapi Suswa dan pergerakan ini tidak bisa dihentikan karena aktivitas geologis ini terjadi di dalam kerak Bumi.
Apabila keretakan ini terus berlanjut, diperkirakan Benua Afrika akan terpecah menjadi dua bagian.
Bagian timur Afrika diperkirakan akan terpisah pada 50 juta tahun kemudian.