news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Tubuh Kupu-kupu Aneh Ini Ada Tawon yang Mengandung Tawon Parasit, Kok Bisa?

18 September 2021 14:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Glanville fritillary (Melitaea cinxia) ditutupi dengan tetesan air, di cagar alam Wittenberge-Rühstädter Elbe Niederung, Jerman. Foto: Sven Damerow via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
zoom-in-whitePerbesar
Glanville fritillary (Melitaea cinxia) ditutupi dengan tetesan air, di cagar alam Wittenberge-Rühstädter Elbe Niederung, Jerman. Foto: Sven Damerow via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
ADVERTISEMENT
Seperti plot film fiksi ilmiah, para ilmuwan di Finlandia enggak sengaja melepaskan tiga spesies hewan di alam liar setelah melakukan eksperimen. Ketiga spesies tersebut berada dalam kupu-kupu Glanville fritillary, dengan dua spesies lainnya merupakan parasit.
ADVERTISEMENT
Penemuan unik ini bermula ketika sekelompok ilmuwan melakukan eksperimen di Pulau Sottunga yang terletak di Kepualauan Aland, Finlandia pada 1991. Mereka melepaskan jenis ulat baru Melitaea cinxia — yang merupakan larva kupu-kupu Glanville fritillary.
Melalui eksperimen itu, para ilmuwan berharap dapat mempelajari bagaimana kupu-kupu yang muncul dari ulat Melitaea cinxia akan menyebar di pulau tersebut. Eksperimen tersebut pada akhirnya gagal. Di sisi lain, para peneliti justru menemukan tiga spesies berbeda di dalam larva kupu-kupu Glanville fritillary.
Dari luar, Glanville fritillary tampak seperti kupu-kupu biasa. Bentuknya indah dengan corak warna jingga cerah. Namun, di balik rupa yang cantik itu, ia punya risiko dijangkiti parasit aneh saat masih berupa ulat Melitaea cinxia.
ADVERTISEMENT
Tanpa diketahui para peneliti, beberapa ulat Melitaea cinxia yang mereka sebar pada 1991 mengandung tawon parasit yang disebut Hyposoter horticola. Tawon ini memakan isi tubuh dan keluar dari ulat sebelum ia menjadi kepompong.
Kanan: tawon hiperparasitoid Mesochorus stigmaticus sedang menginfeksi larva tawon parasitoid Hyposoter horticola dalam ulat kupu-kupu Glanville fritillary. Kiri: kupu-kupu Glanville fritillary dewasa. Foto: Saskya van Nouhuys/University of Helsinki
Makin aneh lagi, tawon Hyposoter horticola ternyata punya tawon parasit lain di tubuhnya. Tawon parasit kedua tersebut, yang bernama Mesochorus cf. stigmaticus, membunuh tawon Hyposoter horticola dan muncul 10 hari kemudian dari tubuh ulat yang mati.
Mesochorus cf. stigmaticus sendiri merupakan hiperparasitoid. Artinya, ia adalah parasit yang hidup di tubuh parasit. Ukurannya lebih kecil dari tawon Hyposoter horticola dan hanya bisa hidup di serangga itu.
Spesies tak terduga ketiga dan terakhir yang tinggal di dalam larva kupu-kupu Glanville fritillary adalah bakteri bersel tunggal yang dikenal sebagai Wolbachia pipientis. Bakteri ini dibawa oleh Hyposoter horticola betina dan entah bagaimana membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi hiperparasitoid.
ADVERTISEMENT
"Larva kupu-kupu dikumpulkan dari populasi alami yang ditempati oleh parasitoid larva," kata peneliti dalam laporannya.
"Akibatnya, tawon parasitoid spesialis Hyposoter horticola, beberapa di antaranya diparasit oleh spesialis mereka sendiri hyperparasitoid Mesochorus cf. stigmaticus secara tidak sengaja diperkenalkan ke Sottunga bersama dengan larva kupu-kupu."
Selama 30 tahun, keempat spesies tersebut tinggal bersama-sama di Pulau Sottunga, Finlandia.

Peringatan untuk enggak sembarangan bikin eksperimen

Dalam sebuah studi baru di jurnal Molecular Biology pada Juli 2021, para ilmuwan di University of Helsinki menganalisis perubahan genetik tawon parasit Hyposoter horticola. Tujuannya adalah untuk melacak penyebaran dan perkembangan historis mereka di seluruh kepulauan Laut Baltik, setelah ditemukan secara tidak sengaja di Pulau Sottunga.
Dalam riset itu, peneliti menggunakan 323 spesimen yang dikumpulkan di lima lokasi berbeda di Kepualauan Aland antara 1992 dan 2013. Mereka menemukan bahwa tawon parasit Hyposoter horticola di Pulau Sottunga telah berhasil bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, peneliti menemukan bahwa kupu-kupu Glanville fritillary mengalami penurunan jumlah populasi yang drastis. Mereka menduga bahwa kekeringan yang meningkat berkat perubahan iklim jadi penyebab penurunan populasi itu.
Survei tahunan di Pulau Sottunga menunjukkan bahwa kupu-kupu Glanville fritillary hampir punah. Kupu-kupu Glanville fritillary memang masih banyak yang hidup di pulau-pulau tetangga. Namun, dengan jarak terbang maksimum sekitar 7 km, kupu-kupu Sottunga tidak dapat menjangkau kerabat mereka di pulau lain untuk berkembang biak dan meningkatkan populasinya yang semakin berkurang.
Ulat baru Melitaea cinxia, larva kupu-kupu Glanville fritillary. Foto: Sven Damerow via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
Kendati inangnya hampir punah, peneliti University of Helsinki menemukan bahwa tawon parasit Hyposoter horticola telah berhasil mengatasi krisis populasi. Mereka bisa terbang dan menginfeksi kupu-kupu di pulau lain dengan mengandalkan angin kencang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, peneliti menemukan tawon hiperparasitoid Mesochorus cf. stigmaticus tidak begitu dapat berpindah-pindah. Mereka umumnya melakukan perkawinan sedarah dan tak ditemukan di pulau lain.
"Kami telah mengintegrasikan metode genetika populasi dan ekologi populasi untuk menemukan wawasan menarik tentang ekologi inang dan parasitoid, serta pengaruh simbion bakteri mereka selama periode waktu yang singkat," kata Abhilash Nair, anggota peneliti dari University of Helsinki, dalam keterangan resminya.
Meski menarik, penulis utama studi dari University of Helsinki, Anne Duplouy, menekankan bahwa penelitian ini merupakan peringatan bagi ilmuwan yang berencana untuk memperkenalkan kembali spesies yang terancam punah. Mereka sangat mungkin melepaskan patogen ke alam liar ketika melakukan eksperimen.
“Reintroduksi spesies yang terancam punah berasal dari hati, tempat yang baik, tetapi kami harus banyak belajar tentang spesies yang kami perkenalkan kembali dan habitat di mana kami ingin memperkenalkan mereka kembali sebelum kami melakukannya,” kata Duplouy kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT