Diabetes Tipe 2 Mungkin Berhubungan dengan Disfungsi Ereksi

26 Desember 2018 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru menemukan dugaan adanya hubungan antara diabetes tipe 2 dengan disfungsi ereksi. Menurut peneliti, orang-orang yang punya faktor risiko genetik terkena diabetes tipe 2 memiliki kemungkinan lebih besar mengalami disfungsi ereksi.
ADVERTISEMENT
Hasil riset ini telah para peneliti paparkan di American Journal of Human Genetics. Riset menganalisis data yang dikumpulkan dari tiga basis data berbeda, UK Biobank, Estonian Genome Center, dan Partners HealthCare Biobank.
Riset ini mempelajari lebih dari 220 ribu orang pria dengan sekitar 6 ribu di antara mereka mengalami kondisi disfungsi ereksi. Dalam riset ini, para peneliti ingin melihat kondisi apa atau sifat genetik yang mungkin mempengaruhi orang untuk mengalami disfungsi ereksi.
Para peneliti mempelajari beberapa varian genetik dari gen-gen berbeda yang sebelumnya diidentifikasi sebagai faktor risiko bagi kondisi-kondisi, seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes tipe 2, yang kesemuanya punya hubungan dengan disfungsi ereksi.
Pasien diabetes tak masalah makan coklat. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien diabetes tak masalah makan coklat. (Foto: Thinkstock)
Selanjutnya para peneliti menghitung skor faktor risiko genetik dari masing-masing kondisi tersebut berdasarkan varian gen yang meningkatkan risiko dari setiap peserta dalam riset. Dari situ para peneliti melihat apakah ada hubungan antara skor faktor risiko genetik seseorang dengan disfungsi ereksi.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan bahwa pria dengan disfungsi ereksi punya skor faktor risiko genetik yang lebih besar untuk diabetes tipe 2, dibandingkan pria tanpa disfungsi ereksi. Tapi para peneliti tidak menemukan adanya asosiasi kuat antara disfungsi ereksi dengan faktor genetik penyakit lainnya.
"Memiliki genetik yang membuat seseorang cenderung rentan terkena diabetes tipe 2 juga membuat orang itu cenderung rentan mengalami disfungsi ereksi," kata anggota riset Anna Murray, dikutip dari Live Science.
Menurut Murray, temuan ini cukup kuat untuk menjadi dasar hubungan antara dua kondisi tersebut. "Ini masuk akal dari sudut biologi," tegasnya.
Jadi meski kondisi diabetes tipe 2 dan disfungsi ereksi tampak tidak berhubungan, diabetes tipe 2 bisa menyebabkan kerusakan saraf serta masalah pada pembuluh darah. Murray menjelaskan bahwa pembuluh darah sangat penting perannya untuk menjaga ereksi tetap terjadi.
Ilustrasi diabetes.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diabetes. (Foto: Shutterstock)
Caroline Messer, ahli endokrinologi di Lenox Hill Hospital di New York, yang tidak terlibat dalam riset, setuju dengan hasil riset ini. "Saya setuju bahwa itu adalah penyebab dan efek," kata dia kepada Live Science.
ADVERTISEMENT
Ia memaparkan banyak cara untuk menunjukkan bahwa disfungsi ereksi dan diabetes tipe 2 berhubungan. Termasuk di antaranya adalah mempelajari perubahan di otak atau melalui pembuluh darah di tubuh.
Messer menjelaskan bahwa yang membuat temuan ini menarik adalah biasanya faktor risiko penyebab disfungsi ereksi dianggap adalah kondisi-kondisi yang terjadi bersamaan dengan diabetes, seperti hipertensi atau kegemukan.
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
Artinya disfungsi ereksi adalah akibat dari kondisi yang orang derita karena memiliki diabetes, bukan karena diabetes itu sendiri. Temuan baru ini bisa mengubah pemahaman itu.
"Kita tidak punya bukti langsung bahwa dengan mengobati diabetes tipe 2, kita bisa menyembuhkan kondisi disfungsi ereksi," kata Murray. "Tapi berdasarkan riset ini, kita bisa membuat asumsi begitu," tambahnya.
Ia berharap riset selanjutnya bisa mendalami hubungan ini dan menemukan pengobatan yang tepat bagi pasien.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak alasan kenapa kita sangat ingin menyembuhkan diabetes tipe 2. Tapi temuan ini bisa menambahkan insentif atas usaha itu," imbuh Murray.