Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sebagai pulau terbesar keenam di dunia, Sumatera menjadi rumah bagi beragam biota. Beberapa adalah binatang endemik yang tak ditemukan di lokasi lain.
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, sekelompok peneliti telah menemukan salah satu reptil langka terlangka di dunia yang diidentifikasi sebagai kadal berhidung tanduk atau Harpesaurus modiglianii Vinciguerra.
Peneliti berpendapat, kadal berhidung tanduk telah punah karena tak pernah muncul lagi selama beberapa dekade sejak pertama kali ditemukan pada 1891 silam. Lebih dari satu abad kemudian, H. modiglianii kembali menampakkan dirinya di Sumatera Utara, tepatnya di sekitar kawasan Danau Toba.
Mereka yang beruntung menemukan kadal berhidung tanduk adalah peneliti Indonesia yang berkolaborasi bersama periset internasional, berasal dari Herpetologer Mania, Universitas Indonesia, Museo Civico di Storia Naturale di Milano, hingga Society for Southeast Asian Herpetology. Penelusuran mereka kala itu terjadi pada 2018 lalu.
Dalam riset yang dipublikasikan pada 21 Mei 2020 di jurnal Taprobanica, ilmuwan menyusun deskripsi hewan langka spesies H. modiglianii secara lebih rinci.
ADVERTISEMENT
Kadal hidung bertanduk yang memiliki warna tubuh dominan hijau dengan duri di punggungnya yang berwarna kekuningan termasuk dalam genus Harpesaurus tergolong sebagai spesies yang paling langka di dunia.
Dalam risetnya, tim ilmuwan juga menyoroti praktik jual beli binatang langka yang kini marak terjadi sehingga bukan tidak mungkin kadal hidung bertandung juga bisa menjadi sasaran oknum tak bertanggung jawab.
Peneliti menyebutkan, pelaku melakukan aksi ilegalnya di media sosial dengan menawarkan spesies langka itu senilai Rp 1,5 juta per ekornya. Mereka memburu kadal dewasa di kawasan hutan yang terletak di Berastagi. Situasi ini kemudian menuntut upaya konservasi untuk melindungi populasi mereka.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.