Diet Rendah Karbo vs Diet Rendah Lemak, Mana yang Lebih Efektif?

25 Februari 2018 13:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makanan khusus untuk vegan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Makanan khusus untuk vegan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, diet keto sedang jadi tren bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Secara sederhana, diet ini menganjurkan kita untuk mengurangi karbohidrat dan menggantinya dengan lemak, terutama dari daging.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu cukup aneh, karena biasanya pada diet lain, lemak justru menjadi musuh ketika ingin menurunkan berat badan. Maka akhirnya muncul perdebatan, apakah diet rendah karbohidrat atau diet rendah lemak yang lebih berhasil dalam menurunkan berat badan?
Dalam jurnal The JAMA Network, sebuah studi mengenai kedua diet tersebut mengatakan bahwa keduanya tidak memberikan hasil yang jauh berbeda.
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Stanford University, California, Amerika Serikat terhadap 600 orang peserta selama setahun menunjukkan keduanya menurunkan jumlah berat yang sama, demikian menurut Christopher Gardner, kepala studi nutrisi di Stanford Prevention Research Center yang menjadi peneliti dalam studi ini.
“Kami menemukan bukti orang yang melakukan kedua diet tersebut berhasil,” kata Gardner dilansir Time. “Kalian bisa sukses dengan menjalankan salah satu diet tersebut.”
ADVERTISEMENT
Para peserta studi ini semuanya berusia di antara 18 hingga 50 tahun, dan semuanya kelebihan berat badan ataupun mengalami obesitas namun kondisi kesehatan mereka baik.
Mereka diminta untuk mengikuti kelas gizi, dan masing-masing peserta diminta untuk mengurangi konsumsi gula, tepung, dan lemak trans serta memakan lebih banyak sayuran dan makanan tinggi nutrisi.
Sayur dan minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sayur dan minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
Mereka tidak harus membatasi kalori yang mereka makan, dan mereka diminta untuk melakukan kebiasaan makan sehat, seperti memasak di rumah dan makan bersama keluarga.
Setengah dari peserta studi diminta untuk mengurangi karbohidrat dan setengahnya lagi mengurangi lemak.
Hasil bagi setiap individu ini bervariasi. Ada yang beratnya berkurang hingga 27 kilogram, ada juga yang malah naik sembilan kilo. Namun secara rata-rata, hasil yang dicapai dari kedua kelompok tersebut hampir sama, lima kilogram untuk kelompok rendah lemak dan 6 kilogram untuk kelompok rendah karbohidrat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para peneliti sebelumnya memiliki hipotesis bahwa diet yang tepat untuk seseorang ditentukan oleh gen dan metabolismenya. Namun ternyata hal tersebut tidak tepat.
Sebanyak 30 persen dari peserta studi memiliki gen yang secara teori hanya akan berhasil ketika melakukan diet rendah lemak dan 40 persen lainnya harus melakukan diet rendah karbohidrat. Namun penelitian tersebut tidak menemukan bukti antara penurunan berat badan dan gen, demikian menurut Gardner.
Makan malam keluarga (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Makan malam keluarga (Foto: Thinkstock)
Dari studi ini pun ditunjukkan bahwa mereka yang ingin dietnya berhasil, harus mengubah cara makan mereka, yaitu dengan mulai menghitung apa yang mereka makan, lebih sering memasak di rumah, dan fokus pada saat makan.
“Lebih penting menghitung apa yang kita makan daripada membedakan antara diet rendah karbo atau rendah lemak,” tegas Gardner.
ADVERTISEMENT