Dikira Palsu, Telur Raksasa di Museum Ini Ternyata Milik Burung Gajah

12 Desember 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telur burung unta segar yang digunakan untuk ilustrasi di sebelah pecahan telur berumur lebih dari 4000 tahun yang ditemukan di sebuah situs di bukit pasir dekat Nitzana di sepanjang perbatasan Israel-Mesir di gurun Negev barat, Kamis (12/1/2023). Foto: Gil Cohen-Magen/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Telur burung unta segar yang digunakan untuk ilustrasi di sebelah pecahan telur berumur lebih dari 4000 tahun yang ditemukan di sebuah situs di bukit pasir dekat Nitzana di sepanjang perbatasan Israel-Mesir di gurun Negev barat, Kamis (12/1/2023). Foto: Gil Cohen-Magen/AFP
ADVERTISEMENT
Di zaman modern, telur paling besar di dunia dihasilkan oleh burung unta. Berat telur burung unta bisa mencapai 2,5 kilogram atau setara dengan berat kucing rumahan.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata telur burung unta panjangnya sekitar 15 cm dengan lebar 13 cm, beratnya hanya 1,4 persen dari bobot tubuh betina yang bertelur,” papar Bird - Their Life, Their Ways, Their World. “Ini adalah angka yang sangat rendah untuk burung sebesar itu.”
Sebagai pembanding, burung kiwi betina bertelur dengan berat sekitar 15 hingga 22 persen dari berat tubuhnya. Faktanya, ada telur yang jauh lebih besar ketimbang burung unta, yakni telur burung gajah (Aepyomis maximus) yang hidup di pulau Madagaskar sekitar 1.000 tahun lalu.
Menurut Guinness Book of World Records, burung gajah mampu menghasilkan telur dengan panjang mencapai 33 sentimeter, di mana dia bisa menampung sekitar 8,5 liter cairan. Burung gajah sendiri punya berat lebih dari 450 kilogram, jadi nggak heran kalau telur mereka sangat berat.
ADVERTISEMENT
Saking besarnya, telur burung gajah mungkin bakal terlihat seperti benda atau mainan yang dibuat manusia. Ini pernah terjadi di Museum Sains Buffalo. Pihak museum pernah salah mengira telur gajah raksasa sebagai telur mainan karena ukurannya yang sangat besar. Namun setelah diselidiki pada 2018, telur dengan bobot mencapai 1,5 kilogram itu ternyata asli, milik burung gajah.
“Artefak dan spesimen yang hilang, tersembunyi, atau salah diidentifikasi bukanlah hal yang aneh di museum yang telah mengoleksi selama berabad-abad, dan kami sangat gembira menemukan kembali telur langka ini dalam koleksi kami,” kata Direktur Koleksi, Kathryn Leacock, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip IFL Science.
“Masyarakat Ilmu Pengetahuan Alam Buffalo telah mengoleksi sejak 1861, dan seiring kami terus merawat koleksi tersebut, selalu ada lebih banyak hal untuk dipelajari dan ditemukan.”
ADVERTISEMENT
Meski mengesankan, volume telur yang sangat besar–kira-kira setara dengan 150-180 telur ayam– mungkin berperan dalam kepunahan spesies ini. Telur burung gajah terlalu manarik bagi manusia, dengan bukti kulit telur yang ditemukan di antara tempat perkemahan manusia purba. Ini menunjukkan bahwa kita mencurinya dan mengolahnya menjadi makanan.
Kepunahan burung gajah juga disebabkan oleh perubahan habitat dan perburuan. Dia punah sekitar 1.000 tahun lalu, meninggalkan burung unta untuk mewarisi generasi telur terbesar di dunia.