Dinosaurus Ini Alami Kanker Ganas yang Membuatnya Cacat

9 Agustus 2020 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinosaurus Centrosaurus Foto: Natural History Museum
zoom-in-whitePerbesar
Dinosaurus Centrosaurus Foto: Natural History Museum
ADVERTISEMENT
Ilmuwan menemukan bahwa kanker tidak hanya dialami oleh makhluk hidup termasuk manusia di peradaban modern tapi juga pada hewan purba, seperti dinosaurus. Baru-baru ini, ditemukan fosil tulang kaki Centrosaurus apertus yang cacat akibat terserang kanker ganas.
ADVERTISEMENT
Dinosaurus bertanduk ini diperkirakan hidup antara 76 hingga 77 juta tahun lalu. Ilmuwan pertama kali menemukan fosilnya di Alberta, Kanada, pada 1989. Fosil dengan tulang kaki bagian bawah yang tidak berbentuk, dikaitkan dengan patah tulang.
Namun peneliti memutuskan untuk meneliti tulang itu lebih lanjut lagi pada tahun 2017. Tim ahli memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut dan bekerja sama dengan tim spesialis dan profeisonal medis dari berbagai bidang, termasuk patologi, radiologi, bedah ortopedi, dan palaeopathology.
Mereka mengevaluasi ulang tulang dan melakukan diagnosa yang sama ketika mendiagnosis tumor yang tidak diketahui pada manusia. Untuk membuat diagnosis, tim memeriksa, dan mendokumentasikan tulang, sebelum melakukan CT scan beresolusi tinggi pada fibula atau tulang kaki bawah.
Kanker ganas pada fosil Dinosaurus Centrosaurus Foto: Mark Crowther/Reuters
"Diagnosis kanker ganas pada dinosaurus seperti ini, sulit dipahami dan membutuhkan keahlian medis dan berbagai tingkat analisis untuk mengidentifikasi dengan benar. Di sini, kami pertama kali menemukan tanda dari kanker tulang lanjut pada dinosaurus bertanduk," kata Mark Crowther, profesor patologi dan kedokteran molekuler di Universitas McMaster.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui bagian cacatnya, ahli kemudian memotong tipis fosil dan memeriksanya di bawah periskop untuk menganalisis sel tulang. CT Scan memvisualisasikan perkembangan kanker melalui tulang dan ilmuwan sampai pada diagnosis osteosarkoma, salah satu jenis kanker tulang.
Peneliti kemudian membandingkan fosil dengan fibula normal dari dinosaurus dengan spesies yang sama, serta dengan fibula manusia penderita osteosarkoma. Menurut para ilmuwan, spesimen fosil berasal dari dinosaurus dewasa dengan kanker stadium lanjut yang mungkin menyerang sistem tubuh lain.
Terlepas dari diagnosis kanker, penyakit itu bukanlah penyebab kematian dinosaurus tersebut. Fosil ditemukan dalam tulang besar, menunjukkan kematiannya sebagai bagian dari kawanan besar Centrosaurus yang terkena banjir.
Pejalan kaki melintasi mural bergambar dinosaurus di sepanjang dinding bantaran Kali Opak, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (27/6). Foto: Faisal Rahman/kumparan
"Tulang kering menunjukkan, kanker agresif pada stadium lanjut. Kanker akan memiliki efek melumpuhkan pada dinosaurus dan membuatnya sangat rentan terhadap predator Tyrannosaurus," ucap Dr David Evans dari Royal Ontario Museum.
ADVERTISEMENT
Osteosarkoma adalah kanker tulang yang biasanya terjadi pada dekade kedua atau ketiga kehidupan. Ini adalah pertumbuhan berlebih dengan cepat pada tulang yang tidak teratur, dan menyebar melalui tulang ke organ lain, termasuk yang paling umum adalah paru-paru.
"Penemuan ini mengingatkan kita akan hubungan biologis umum di seluruh dunia hewan dan memperkuat teori bahwa osteosarkoma cenderung mempengaruhi tulang kapan dan di mana itu tumbuh paling cepat," jelas Seper Ekhtiari, salah satu residen bedah ortopedi dari Universitas McMaster.
Hal ini menjadi menarik ketika peneliti melakukan hal serupa untuk mendiagnosis dan mengobati osteosarkoma pada pasien, untuk menyimpulkan osteosarkoma pertama pada dinosaurus. Penelitian ini bertujuan menetapkan standar baru dalam mendiagnosis penyakit yang belum dikethaui pada fosil dinosaurus dan membuka cara baru untuk diagnosis yang lebih tepat.
ADVERTISEMENT