Disebut Replika Selama 79 Tahun, Telur Fosil Langka Ini Ternyata Asli

27 April 2018 11:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telur Langka yang Selama 79 Tahun Dianggap Replika (Foto: Buffallo Museum of Sceince)
zoom-in-whitePerbesar
Telur Langka yang Selama 79 Tahun Dianggap Replika (Foto: Buffallo Museum of Sceince)
ADVERTISEMENT
Buffalo Museum of Science di New York, AS, menemukan sebuah benda langka di antara koleksinya. Uniknya benda asli yang langka itu telah tersimpan selama bertahun-tahun di museum tersebut dengan label sebagai barang replika.
ADVERTISEMENT
Benda langka tersebut adalah telur dari salah satu burung paling besar yang pernah hidup di dunia, yakni burung gajah atau yang bernama latin Aepyornis maximus.
Museum tersebut cukup gembira bisa menemukan kembali salah satu koleksinya tersebut. Pasalnya, telur burung tersebut terbilang langka. Sebab, burung itu sendiri telah punah dari muka Bumi sejak 800 tahun yang lalu.
Dari catatan yang dimiliki museum, dijelaskan bahwa telur tersebut dibeli pada 1939 dan sempat dipamerkan bagi para pengunjung untuk memberikan pengetahuan atas betapa besarnya telur tersebut.
Kerangka Burung Gajah, Satwa yang Telah Punah (Foto:  Shankir S cc by 2.0 via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kerangka Burung Gajah, Satwa yang Telah Punah (Foto: Shankir S cc by 2.0 via Wikimedia Commons)
Dan ketika pada 2018 ini manajer koleksi zoologi di Buffalo Museum of Science Paige Langle melakukan pemeriksaan atas spesimen tersebut, ia dan timnya menyadari nilai sebenarnya dari telur tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemindaian radiografi, telur tersebut ternyata juga telah difertilasi dan mengandung embrio burung gajah yang sudah hampir sempurna.
"Artefak atau spesimen yang hilang, tersembunyi atau salah diidentifikasi sudah sering terjadi di museum yang telah mengkoleksi banyak barang selama beberapa abad. Dan kita sangat bahagia untuk bisa menemukan kembali telur langka ini di koleksi kami," ujar Kathryn Leacock, Direktur Barang Koleksi dari Buffalo Museum, dilansir IFL Science.
Kathryn Leacock, Direktur Barang Koleksi Museum (Foto: Buffallo Museum of Sceince)
zoom-in-whitePerbesar
Kathryn Leacock, Direktur Barang Koleksi Museum (Foto: Buffallo Museum of Sceince)
Berhabitat di Madagaskar dan Punya Tinggi 3 Meter serta Bobot 500 Kilogram
Burung gajah sempat hidup di Madagaskar sekitar 800 tahun lalu, namun kini telah punah. Punahnya hewan ini diduga akibat ulah manusia yang banyak mengkonsumsi telurnya. Bahkan ratusan tahun setelah dinyatakan punah, telur burung gajah sering dijadikan mangkuk oleh masyarakat lokal Madagaskar, Malagasi.
ADVERTISEMENT
Ukuran burung ini cukup besar. Ia bisa tumbuh hingga setinggi tiga meter dengan bobot seberat 500 kilogram. Selain itu, makhluk ini juga dikenal sebagai spesies yang bisa menelurkan telur-telur raksasa. Spesimen telur terbesar yang pernah ditemukan memiliki tinggi 33 sentimeter.