DNA Manusia dan Simpanse 98,8 Persen Identik, Apa Bedanya Kita sama Mereka?

30 Mei 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi simpanse yang baru lahir digendong kakak perempuannya di Kebun Binatang Chester, Upton-by-Chester, Inggris. Foto: Chester Zoo/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bayi simpanse yang baru lahir digendong kakak perempuannya di Kebun Binatang Chester, Upton-by-Chester, Inggris. Foto: Chester Zoo/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu bahwa DNA manusia dan simpanse memiliki kesamaan hingga 98,8 persen? Ini karena simpanse adalah kerabat terdekat manusia yang masih hidup dengan genom yang sangat mirip, sama seperti bonobo.
ADVERTISEMENT
Meski DNA manusia nyaris sama dengan simpanse, tapi mereka tidak sepintar kita. Simpanse enggak bisa mengendarai mobil, enggak bisa ngomong bahasa Inggris atau Indonesia, apalagi bermain klarinet. Terus, kalau secara genetik kita mirip dengan simpanse, kenapa perilaku dan penampilan kita bisa sangat berbeda dengan mereka? Mari kita bahas.

Seberapa mirip simpanse dengan manusia?

Menurut para ilmuwan, nenek moyang manusia dan simpanse telah berpisah sekitar enam juta tahun lalu. Pada pertengahan tahun 90-an, para ilmuwan berhasil mengurutkan genom simpanse bernama Clint, dan mengungkapkan bahwa secara absolut kode genetik simpanse 96 persen identik dengan kode genetik manusia.
Sebagian besar perbedaan antara manusia dan simpanse disebabkan oleh duplikasi, di mana bagian genom hanya diulang pada satu spesies tapi tidak pada spesies lain. Dalam hal gen sebenarnya manusia 98,8 persen sama dengan simpanse, artinya hanya 1,2 persen kode genetik kita yang tidak sama dengan mereka.
Ilustrasi anak bermain alat musik. Foto: ANURAK PONGPATIMET/Shutterstock
Kedengarannya tidak banyak, tapi jika kita mempertimbangkan bahwa genom manusia terdiri dari sekitar tiga miliar pasang basa–potongan informasi genetik– maka persentase kecil ini setara dengan 35 juta perbedaan antara kedua spesies ini.
ADVERTISEMENT

Di mana perbedaannya?

Banyak perbedaan antara genom manusia dan simpanse dapat ditemukan di wilayah perhitungan faktor transkripsi, yang bertindak seperti saklar genetik untuk memberi tahu gen berbeda kapan harus aktif, kapan tidak. Dengan kata lain, sebagian besar sifat yang kita miliki tidak ada hubungannya dengan gen spesifik, tapi disebabkan oleh faktor bahwa gen manusia dan simpanse diekspresikan secara unik.
Misalnya, gen yang mengkode neuron di masing-masing wilayah otak manusia hampir sama dengan gen yang ditemukan pada simpanse, tapi pola aktivitasnya memastikan kita mengembangkan lebih banyak sel ketimbang primata lain. Yang membedakan kita dan simpanse hanya sebagian kecil genom yang mengontrol tingkat pembelahan sel dalam sistem saraf, bukan gen yang mengkode pembentukan neuron.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, genom yang nyaris identik ini dapat menghasilkan karakteristik fenotipik yang sangat berbeda. Gennya bisa sama, tapi perbedaan halus dalam bagian genom yang mengontrol ekspresi gen dapat mengubah hasil akhirnya.
Petugas Kebun Binatang Giza bersalaman dengan Simpanse. Foto: REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

Gen manusia

Para ilmuwan masih mengumpulkan data untuk mencoba dan mencari tahu bagaimana sebenarnya 1,2 persen genom unik manusia bekerja. Sejauh ini, mereka telah berhasil mengidentifikasi bagian spesifik yang tampaknya mengkode karakteristik tertentu.
Misalnya, gen yang disebut ASPM kemungkinan besar terkait dengan neurogenesis dan ukuran otak pada manusia, dan gen lain disebut FOXP2 terkait dengan perkembangan bicara. Yang lainnya disebut KRTHAP1, memengaruhi pola ekspresi keratin pada folikel rambut manusia, dan ini menjelaskan perbedaan rambut manusia dan simpanse atau mamalia berbulu lain seperti bonobo atau kera.
ADVERTISEMENT
Banyak gen yang tidak dimiliki simpanse terkait dengan fungsi kekebalan tubuh dan perbedaan signifikan dalam kerentanan terhadap penyakit. Misalnya, simpanse kebal terhadap malaria dan virus flu tertentu yang justru bisa menjangkit manusia, tapi kita lebih baik dalam menangani tuberkulosis ketimbang simpanse.
Melihat gambaran ini, perbedaan kecil antara genom manusia dan simpanse merupakan contoh sempurna dari manfaat dari DNA. Artinya, alih-alih memerlukan penyusunan ulang kode gen secara menyeluruh, peneliti hanya perlu mengubah sedikit saja untuk menciptakan spesies baru.