Dosen ITB Ciptakan Wadah Penyimpan Pisang agar Lebih Tahan Lama

24 Juni 2019 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wadah khusus agar pisang bisa lebih tahan lama. Foto: Dok. Humas ITB
zoom-in-whitePerbesar
Wadah khusus agar pisang bisa lebih tahan lama. Foto: Dok. Humas ITB
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil pisang terbesar di dunia. Namun hampir 70 persen petani pisang di Indonesia masih merupakan petani tradisional yang kurang memanfaatkan teknologi.
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahan yang dihadapi banyak petani pisang di negeri ini adalah singkatnya usia buah pisang yang telah dipanen. Pisang yang telah dipanen biasanya hanya bisa bertahan selama sekitar satu pekan dan kemudian bakal membusuk.
Fenny Martha Dwivanny, Associate Professor di Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), memahami betul permasalahan tersebut sehingga ia berupaya menciptakan solusi untuk membuat pisang yang telah dipanen bisa lebih tahan lama. Bersama dengan para peneliti dari fakultas-fakultas lain di ITB, Fenny kemudian menciptakan Fruit Storage Chamber (FSC).
FSC merupakan wadah penyimpanan buah pascapanen yang bisa membuat buah peraman dapat tahan lebih lama, yakni setelah diperam bisa tahan hingga 11-14 hari. “Biasanya buah (hasil panen) hanya tahan seminggu, nah kami ingin lebih tahan lama,” ujar Fenny, sebagaimana dilansir laman ITB, Senin (24/6).
ADVERTISEMENT
Ketika buah dimasukkan ke dalam FSC, wadah ini akan menahan oksigen. Sebab, dalam wadah ini terdapat pelapis yang mampu meredam oksigen dari luar ke dalam wadah ataupun sebaliknya. Kadar oksigen yang tepat dan stabil dalam wadah akan membuat buah tetap segar dan tak lebih cepat busuk.
FSC yang merupakan hasil riset multidisiplin ilmu ini juga dilengkapi dengan nanoteknologi. Molekul senyawa nanoteknologi ini berperan untuk mendegradasi atau menurukan kadar etilen. Etilen adalah senyawa organik dari buah yang terlibat dalam pematangan serta pembusukannya.
Wadah khusus agar pisang bisa lebih tahan lama. Foto: Dok. Humas ITB
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat FSC ini dipilih dengan mengedepankan nilai ekonomis, ramah lingkungan dan bermanfaat secara umum. Itulah mengapa FSC ini menggunakan bahan dasar anyaman bambu yang juga sering ditemukan pada penjual pisang keliling.
ADVERTISEMENT
“Biasanya tukang pisang yang jualan di pinggir jalan menggunakan dorongan atau tanggungan yang terbuat dari bambu,” jelas perempuan bergelar doktor yang mendapat julukan sebagai Banana Lady itu.
Penggunaan bambu ini ternyata memang bisa menahan pembusukan pisang sehingga dapat lebih tahan lama. Teknologi wadah yang terbuat dari anyaman bambu ini telah berkembang pada masyarakat kita sejak lama, namun belum dengan cara yang lebih optimal dan modern. Untuk itulah Fenny dan para koleganya kemudian merancang dan mendesain FSC ini.
Kini produk FSC ini telah terdaftar dalam paten dan sedang dalam tahap publikasi. Ke depan, Fenny beserta para kolega bakal mendesain produk FSC dengan ukuran yang jauh lebih besar. Sampai saat ini, produk prototipe yang mereka desain baru mampu menampung 13 kilogram pisang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini yang sedang kami kerjakan adalah develop bagaimana chamber ini jadi skala besar dengan teknologi yang sama. Yang awalnya hanya carrier, kemudian bisa jadi ukuran besar,” jelasnya.
Banana Group, kelompok peneliti FSC ini, akan menyebarkan prototipe produk ini ke desa binaan mereka, yaitu Banana Smart Village Bali. Harapannya, ke depan FSC ini dapat didistribusikan secara merata ke seluruh desa di Indonesia sehingga teknologi ini dapat lebih bermanfaat.