Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Satu-satunya harapan dunia untuk menyudahi pandemi virus corona adalah tersedianya obat dan vaksin. Hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona, tapi hingga saat ini belum ada penemuan yang meyakinkan.
ADVERTISEMENT
Namun, baru-baru ini Kementerian Pertanian (Kementan ) mengklaim telah menemukan produk antivirus corona. Kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo itu pun tengah berencana memproduksi antivirus tersebut secara massal melalui mitra kerja samanya.
Berikut ini empat fakta terkait antivirus yang dibuat oleh Kementan.
Berbahan kayu putih
Antivirus buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan memiliki bahan dasar eucalyptus atau kayu putih . Pemilihan bahan tersebut didasari oleh penelitian Balitbangtan yang menemukan bahwa kayu putih merupakan tanaman yang efektif menangkal virus.
Menurut penelitian tersebut, kayu putih memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol). Senyawa itu memiliki aktivitas antivirus, anti inflamasi, dan anti mikroba.
Menurut Balitbangtan, minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus. Penemuan tersebut disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.
ADVERTISEMENT
"Setelah kita uji ternyata data yang kita peroleh, Eucalyptus sp. yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” jelas Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, dalam situs Balitbangtan Kementan, Senin (11/5).
Tiga produk antivirus Kementan: kalung, inhaler, dan diffuser oil
Setidaknya, ada tiga produk yang dihasilkan dari penemuan Balitbangtan terhadap manfaat kayu putih untuk menangkal virus. Ketiga produk tersebut adalah kalung, inhaler, dan diffuser oil.
Ketiga produk itu pun telah memiliki hak paten, yakni:
- Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003578
- Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatannya dengan nomor pendaftaran paten P00202003574
ADVERTISEMENT
- Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580.
Diproduksi Cap Lang
Selain mematenkan ketiga produk tersebut, Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya. Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dilaksanakan di Agriculture War Room Bogor, Senin (18/5).
Fadjry menjelaskan, kerja sama ini ditujukan untuk mempercepat ketersediaan ketiga produk antivirus tersebut di pasaran karena banyaknya permintaan di masyarakat.
"Dengan kerja sama ini diharapkan semakin cepat proses pengembangan produk untuk tersedia. Sehingga dapat digunakan masyarakat, sebagai pencegahan pandemi virus corona," kata Fadjry.
Diragukan ilmuwan
Produk antivirus buatan Kementan mendapat keraguan di kalangan ilmuwan. Sebabnya, produk tersebut belum melalui uji klinis dan belum terbukti khasiatnya.
ADVERTISEMENT
"Klaim kalung shut-out yang diklaim mampu menangkal penularan virus SARS-CoV-2 harus disikapi dengan hati-hati. Sebab, klaim itu mesti dibuktikan secara ilmiah lewat uji klinis acak," kata Ahmad Utomo, Peneliti Utama di Stemcell and Cancer Institute, kepada kumparan, Selasa (19/5).
Menurut Ahmad, ketiga antivirus Kementan mesti melalui uji klinis agar dapat diketahui apakah benar memiliki manfaat atau efeknya hanya sugesti belaka.
Adapun Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, mengingatkan bahwa obat berbahan alam atau suplemen tidak boleh overclaim dalam menyebutkan manfaatnya.
Amin menjelaskan, kita mesti mengetahui terlebih dulu efektivitas antivirus yang dibuat Kementan. Menurutnya, kita mesti mengetahui mekanisme zat atau senyawa apa yang bisa membunuh virus corona.
Untuk mengetahui hal itu, kata Amin, kita perlu melakukan penelitian di laboratorium secara khusus bahwa komponen yang diuji pada dosis dan konsentrasi tertentu dapat membunuh virus yang diklaim. Amin mengingatkan, kalau peneliti memakai virus lain sebagai objek penelitian, dia perlu menyampaikannya di dalam laporan yang dibuat.
ADVERTISEMENT
"Tapi itu tidak bisa diekstrapolasikan ke virus lain meskipun masih satu keluarga virus," kata Amin.
"Kalau saya tidak salah tangkap, produk antivirus itu masih dianggap dapat membunuh virus corona, jadi masih belum terbukti. Sebagai obat bahan alam atau suplemen, menurut aturan BPOM itu tidak boleh overclaim atau mengklaim manfaat yang belum teruji," sambungnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.