Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta Hipospadia yang Dialami Aprilia Manganang: Kenali Gejala dan Penyebabnya
10 Maret 2021 11:47 WIB
ADVERTISEMENT
Sersan Dua (Serda) TNI Aprilia Manganang sedang menjalani tindakan korektif atau corrective surgery terhadap kondisi hipospadia yang dialaminya sejak lahir di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Kelainan ini terjadi pada anak laki-laki saat lahir, di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.
ADVERTISEMENT
Mantan atlet voli ini sebelumnya sudah menjalani pemeriksaan medis berdasarkan ilmu kesehatan urologi yang menunjukkan dirinya berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terbukti karena tak ada satu pun organ perempuan dalam dirinya.
Aprilia Manganang dinyatakan sebagai perempuan sejak lahir di Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992. Saat itu, tenaga medis yang membantu kelahirannya menyatakan Aprilia adalah perempuan karena kelainan hipospadia yang dialaminya.
Secara teknis hal ini tidak akan mengganggu hidup Aprilia, karena ia masih bisa hidup normal seperti orang pada umumnya. Tapi sebenarnya apa penyebab terjadinya kondisi hipospadia?
Hipospadia adalah kelainan sejak lahir. Seperti pembentukan penis yang terjadi selama bayi berada di rahim ditentukan oleh beberapa hal, salah satunya hormon seks laki-laki, testosteron. Hipospadia terjadi ketika kerja hormon itu terhambat.
ADVERTISEMENT
Normalnya, tahap pertama perkembangan genital ialah pembentukan uretra pada garis tengah tuberkulum genital. Hal ini biasanya terbentuk selama minggu ke delapan dan ke-12, baik pada janin laki-laki dan perempuan.
Kemudian pada minggu ke-11 hingga ke-16, tuberkulum genital memanjang di bawah pengaruh hormon androgen pada testis janin. Di sinilah tahap ketika testoteron berperan penting dalam pembentukan penis.
Kemudian uretra akan memanjang menjadi alur menuju lingga kelamin. Perpaduan labioskrotal (struktur gabungan pada embrio manusia yang menandai tahap akhir pembentukan kelamin) di garis tengah akan membentuk skrotum (bagian penis yang menggantung di belakang batang penis).
Bersamaan dengan itu, fusi lipatan uretra yang berdekatan dengan lempeng uretra menghasilkan pembentukan uretra penis. Tahap terakhir ialah pembentukan kelenjar penis dan kulup untuk menutup di garis tengah penis.
ADVERTISEMENT
Hipospadia sendiri adalah kasus yang sangat langka, hanya 18,6 kejadian dari 10.000 kelahiran. Sementara di Asia hanya 0,6 hingga 69 kasus dari 10.000 kelahiran. Kasus tertinggi terjadi di Amerika Utara dengan 34,2 kasus dari 10.000 kelahiran.
Meski bukan kasus medis yang umum, namun kondisi Hipospadia menjadi beban substansial pada sumber daya perawatan kesehatan. Orang-orang dengan kondisi ini sebagian memerlukan operasi, terutama pada kasus yang parah karena risiko komplikasi tinggi.
Tetapi berdasarkan situs CDC (Center for Disease Control and Prevention), tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seorang bayi baru lahir mengalami ini. Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkannya.
Penyebab kondisi Hipospadia
Laporan CDC dari hasil penelitian yang dipublikasi lewat jurnal National Birth Defects Prevention Study serta situs Children’s Hospital, mengungkap beberapa faktor risiko penyebab kondisi Hipospadia. Ini di antaranya:
ADVERTISEMENT
Cara mencegah Hipospadia
Untuk pencegahannya sendiri, belum diketahui apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari kondisi ini karena memang tidak diketahui pasti penyebabnya. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko Hipospadia .
ADVERTISEMENT
Biasanya dengan melakukan kunjungan dokter secara rutin, dokter bisa mengidentifikasi penis bayi. Biasanya sangat mudah untuk mengidentifikasi pembukaan penis di tempat yang salah, kemudian dokter akan menyarankan untuk melakukan penundaan sunat dan menyarankan untuk mengunjungi dokter urologi.
Baca artikel ini untuk mengetahui bagaimana pengobatan untuk kondisi Hipospadia.