Faktor Lingkungan Pengaruhi Upaya Selamatkan Korban Kecelakaan Pesawat

29 Oktober 2018 19:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat jatuh di laut.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat jatuh di laut. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat sebuah pesawat terjatuh, maka salah satu hal pertama yang ditelusuri adalah di mana lokasi jatuhnya pesawat tersebut, apakah di darat atau di laut.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbatan JT-610 dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada Senin (29/10) pagi ini, Basarnas telah menemukan puing-puing pesawat dan potongan tubuh sejumlah korban kecelakaan pesawat ini di lautan, tepatnya di perairan Tanjung Karawang, Jawa barat.
Mungkin ada di antara kamu yang kemudian bertanya-tanya, mana yang lebih mematikan, pesawat jatuh di darat atau jatuh di laut? Dan mana dari dua kondisi ini yang memiliki kemungkinan selamat lebih besar bagi penumpangnya?
Menjawab hal ini, konsultan penerbangan Adrian Gjertsen mengatakan bahwa mana yang lebih mematikan adalah tergantung pada seberapa dekat lokasi jatuhnya pesawat tersebut dengan layanan penyelamatan daripada masalah apakah jatuh di darat atau di laut.
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
"Misalnya, pada insiden di Sungai Hudson, ada layanan penyelamatan yang tersedia. Tetapi jika Anda berada di tengah lautan, maka hal ini akan membawa masalah, seperti bagaimana caranya agar (korban) bisa kembali ke daratan," kata Gjertsen, dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Insiden di Sungai yang Gjertsen sebut adalah kecelakaan yang terjadi pada 2009. Pada saat itu pilot bernama Chesley “Sully” Sullenberger III berhasil melakukan pendaratan darurat di atas Sungai Hudson, Manhattan, AS.
Chesley “Sully” Sullenberger III (Foto: Ingrid Taylar via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Chesley “Sully” Sullenberger III (Foto: Ingrid Taylar via Flickr)
Sully menjadi pahlawan setelah ia berhasil mendaratkan pesawat berjenis Airbus A320 itu di Sungai Hudson. Berkat pendaratan darurat tersebut, 155 penumpang dan kru yang ada di dalamnya berhasil selamat semua.
Terkait pentingnya layanan penyelamatan darurat di sekitar lokasi jatuhnya pesawat, Gjertsen menekankan, "Jika ada kecelakaan di Gurun Sahara atau di tengah Samudra Atlantik, saya tidak akan mengatakan ada perbedaan besar di antara keduanya, karena tidak ada orang di sana yang membantu penyelamatan.”
Kondisi Terkini Antartika (Foto: Nathan Kurtz/NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Terkini Antartika (Foto: Nathan Kurtz/NASA)
Faktor lingkungan
Tom Farrier, mantan direktur keselamatan di Asosiasi Transportasi Udara (Air Transport Association), pernah memaparkan di situs Quora bahwa ada tiga kondisi yang menentukan seberapa mematikannya suatu kecelakaan pesawat.
ADVERTISEMENT
Pertama, apakah besar gaya atau kekuatan kecelakaan pesawat berada dalam batas toleransi kekuatan manusia. Kedua, apakah struktur pesawat yang mengalami kecelakaan tetap utuh secara substansial.
Adapun yang ketiga adalah terkait faktor lingkungan, yakni apakah lingkungan pasca-kecelakaan menghadirkan ancaman langsung bagi penumpang pesawat maupun tim pencari dan penyelamat yang hendak mengevakuasi mereka.