Faktor Penyebab Bau Badan, Pakaian hingga Keringat Berlebih

18 November 2022 13:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bau badan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bau badan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini beredar di media sosial surat pemberitahuan resmi mengenai keluhan dosen Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Surat edaran itu menyinggung soal bau badan tak sedap mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Urusan bau badan terkadang membuat beberapa orang bertanya-tanya. Apalagi mereka yang setiap hari merasa sudah menjaga kebersihan dan mandi 2 kali sehari. Apakah hal ini normal?
Bau badan pada setiap orang sebenarnya adalah hal yang normal. Baunya juga berbeda, dan tidak ada aroma tertentu yang khas. Hal ini muncul karena beberapa faktor yaitu:
ADVERTISEMENT
“Tidak ada bau yang khas karena dapat berbeda dari orang ke orang dan dapat dipengaruhi oleh genetika, makanan, hormon, kebersihan, dan obat-obatan, antara lain,” kata Susan Massick, MD, dokter kulit di The Ohio State University Wexner Medical Center.

Penyebab bau badan

Menurut Brian Toy, seorang dokter kulit, ada beberapa faktor yang mempengaruhi bau badan seseorang, yakni:

Pola makan

Saat tubuh memecah makanan, senyawa kimia mencapai kelenjar apokrin yang kemudian disekresikan sebagai bau badan.
Hal ini membuat makanan yang kita konsumsi bisa berdampak pada aroma tubuh, khususnya yang rasanya tajam, seperti:
Ilustrasi makanan. Foto: Shutter Stock

Keringat berlebih

Kondisi yang menyebabkan keringat berlebih, yang dikenal dengan hiperhidrosis juga bisa meningkatkan bau badan. Hiperhidrosis memiliki banyak penyebab, termasuk:
ADVERTISEMENT
“Jika Anda banyak berkeringat, kelembapan yang disebabkan oleh keringat berlebih mendorong pertumbuhan bakteri,” kata Brian Toy, seorang dokter kulit. Selain itu, kelenjar apokrin lebih aktif pada orang yang mengalami hiperhidrosis, lanjutnya.
Ilustrasi anak berkeringat. Foto: Thinkstock

Pubertas

Saat seorang belum mengalami pubertas, kelenjar apokrin mereka tidak aktif sehingga mereka tidak memiliki bau badan. Namun selama masa pubertas, kelenjar apokrin menjadi aktif sehingga bau badan akan meningkat selama masa pubertas.

Perubahan hormon

Perubahan hormonal juga dapat memengaruhi aroma tubuh Anda, entah itu disebabkan oleh siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause. Selama kehamilan, orang lebih cenderung berkeringat, tetapi kelenjar apokrinnya kurang aktif, yang dapat mengubah aroma secara keseluruhan.

Pakaian

Ilustarasi baju yang bau. Foto: Shutterstock
Bahan baju tertentu juga dapat menyebabkan bau badan yang tak sedap. Menurut temuan penelliti di University of Ghent, Belgia, bakteri lebih tumbuh subur di kaus berbahan poliester yang berkeringat.
ADVERTISEMENT
Poliester menjadi rumah yang menyenangkan bagi bakteri Micrococcus, sementara Staphylococcus, penghuni ketiak yang umum, juga dapat ditemukan di bahan ini, itemukan pada poli dan serta kaus berbahan katun.