Fenomena Geologi: Afrika Bakal Terbelah Jadi Dua, Ciptakan Samudra Baru

10 Maret 2023 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi benua Afrika. Foto: Jim Vallee/Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi benua Afrika. Foto: Jim Vallee/Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Perlahan tapi pasti, Afrika bakal terbelah menjadi dua. Ini adalah proses yang sangat panjang, memakan waktu jutaan tahun lamanya. Nanti, ketika itu terjadi kita akan melihat sebagian Afrika Timur terlepas dari benua, dan akan menghasilkan samudra baru yang muncul di antara dua daratan.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFL Science, terbelahnya Afrika ini terkait dengan East African Rift System (EARS), salah satu celah terbesar di dunia yang menunjam ke bawah sejauh ribuan kilometer dan membentang melewati beberapa negara di Afrika, termasuk Ethiopia, Kenya, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Rwanda, Burundi, Zambia, Tanzania, Malawi, dan Mozambik.
Sistem retakan ini menandakan bahwa lempeng Afrika terbelah menjadi dua lempeng–lempeng Somalia yang lebih kecil dan lempeng Nubia yang lebih besar– yang saling menjauh satu sama lain dengan kecepatan siput atau sekitar beberapa milimeter per tahun.
Peta Afrika Timur menunjukkan beberapa gunung berapi yang aktif secara historis (segitiga merah), serta dua bagian Lempeng Afrika (Nubian dan Somalian) yang terbelah di sepanjang Zona Celah Afrika Timur. Foto: Dok. USGS
Pada 2018, berita tentang keretakan yang muncul di Kenya sempat viral. Banyak orang mengeklaim peristiwa itu adalah bukti bahwa Afrika akan segera terbelah menjadi dua. Faktanya, meski peristiwa itu terkait dengan EARS, tapi pecahnya daratan di Kenya bukan sebagai tanda bahwa Afrika sebentar lagi akan terbelah.
ADVERTISEMENT
Retakan di Kenya kemungkinan hanya ekspresi terlokalisasi dari aktivitas retakan lembah biasa. Saat ini, EARS berada dalam proses terbelah dan telah berlangsung sekitar 25 juta tahun.
Retakan Kenya merupakan gambaran awal yang akan terjadi pada benua tersebut. Dalam kurun waktu 5 hingga 10 juta tahun lagi, perubahan EARS bisa memberikan kita pemandangan dunia yang berbeda.
Sekitar waktu tersebut, kita akan melihat bentuk samudra baru antara lempeng Somalia dan lempeng Nubia. Benua besar Afrika akan kehilangan bagian timurnya dan lautan luas akan memotong Afrika Timur. Meski kelihatan aneh, perlu diingat bahwa permukaan Bumi pada dasarnya memang akan terus berubah, kendati dalam waktu yang sangat lambat.
Munculnya dunia yang kita kenal, relatif baru. Daratan dan laut yang kita lihat sekarang–dari Eurasia, Amerika, Afrika, Antartika, dan Oseania– adalah hasil dari lempeng tektonik besar yang menyatu seperti teka-teki gambar. Namun, dengan sangat lambat potongan teka-teki ini bergerak dalam skala waktu jutaan tahun.
ADVERTISEMENT
Bayangkan perpecahan yang dialami Bumi sekitar 138 juta tahun lalu ketika Amerika Selatan dan Afrika terbagi. Jika kamu melihat pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan, maka kamu akan melihat keduanya seperti potongan teka-teki yang cocok jika digabungkan. Ini artinya, ratusan juta tahun yang lalu dua benua ini pernah bergabung menjadi satu.
Terlepasnya Afrika Timur hanya akan menjadi potongan lain dalam buku cerita geologi. Pertanyaannya adalah, ketika ini terjadi apakah manusia masih ada di Bumi? Mengingat perubahan iklim membawa seluruh makhluk hidup berada di jurang kepunahan, tak terkecuali manusia.