Fosil Jantung Tertua di Dunia Ditemukan, Berusia 380 Juta Tahun

18 September 2022 10:03
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil jantung ikan arthrodires yang ditemukan di formasi Gogo, Australia, mempertahankan bentuk serta struktur jaringan lunak, memberi informasi krusial atas evolusi vertebrata. Foto: Yasmine Phillips/Curtin University
zoom-in-whitePerbesar
Fosil jantung ikan arthrodires yang ditemukan di formasi Gogo, Australia, mempertahankan bentuk serta struktur jaringan lunak, memberi informasi krusial atas evolusi vertebrata. Foto: Yasmine Phillips/Curtin University
Ilmuwan menemukan fosil jantung milik ikan purba berusia 380 juta tahun. Ini merupakan fosil jantung tertua yang ditemukan, dan berasal dari hewan vertebrata awal yang hidup di Bumi.
Fosil tersebut milik ikan purba arthrodires. Arthrodires dikenal memiliki rangka luar (armoured), punya rahang tapi tidak punya gigi yang jelas. Alat kunyah yang dimiliki arthrodires adalah beberapa ujung tajam yang dibentuk oleh rangka luarnya.
Arthrodires mengembara selama sekitar 50 juta tahun selama Devonian (419,2 juta tahun yang lalu dan 358,9 juta tahun yang lalu) sebelum menghilang selama peristiwa kepunahan global besar menjelang akhir periode.
Jantung ini terfosilisasi dalam kondisi yang sangat baik, dengan struktur jaringan lunak terawetkan dan fosil masih mempertahankan bentuk tiga dimensinya. Kombinasi kedua hal tersebut sangat langka.
Penemuan ini memberi kesempatan bagi ilmuwan untuk meneliti anatomi secara 3 dimensi menggunakan scan tanpa harus membongkar fosil. Detail seperti bilik dan serambi jantung dapat diidentifikasi dari fosil.
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Fosil ikan purba arthrodires. Foto: Warpaint/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Fosil ikan purba arthrodires. Foto: Warpaint/Shutterstock
Jantung tersebut terdiri dari dua ruang, dengan ruang yang lebih kecil berada di atas ruang yang lebih besar. Paleontolog mengatakan bentuk jantung seperti ini lebih maju daripada yang mereka kira. Fosil ini dapat memberi informasi penting terkait evolusi kepala dan leher, dan bagaimana si ikan berubah untuk mengakomodasi rahang.
Sebagai ahli paleontologi yang telah mempelajari fosil selama lebih dari 20 tahun, saya benar-benar takjub menemukan jantung 3D dan terawetkan dengan indah pada leluhur berusia 380 juta tahun.
- Kate Trinajstic, ahli paleontologi dari Curtin University di Australia -
"Evolusi sering dianggap sebagai serangkaian langkah kecil, tetapi fosil kuno ini menunjukkan ada lompatan yang lebih besar antara vertebrata yang tidak berahang dan berahang. Ikan ini benar-benar memiliki jantung di mulut dan di bawah insangnya - sama seperti hiu hari ini," kata Trinajstic.
Fosil tersebut ditemukan di sebuah situs geologi yang dikenal sebagai Formasi Gogo di sudut paling utara Australia Barat.
Selama Devonian, antara 419,2 juta tahun yang lalu dan 358,9 juta tahun yang lalu, wilayah ini adalah terumbu karang yang luas yang berkembang dengan kehidupan. Sekarang, wilayah tersebut menjadi lapisan fosil yang diklasifikasikan sebagai Lagerstätte – sangat luar biasa sehingga kadang-kadang bahkan ditemukan fosil dengan jaringan lunak yang terawetkan.
Fosil jantung ikan arthrodires yang ditemukan di formasi Gogoh, Australia, mempertahankan bentuk serta struktur jaringan lunak, memberi informasi krusial atas evolusi vertebrata. Foto: Trinajstic et al., Science, 2022
zoom-in-whitePerbesar
Fosil jantung ikan arthrodires yang ditemukan di formasi Gogoh, Australia, mempertahankan bentuk serta struktur jaringan lunak, memberi informasi krusial atas evolusi vertebrata. Foto: Trinajstic et al., Science, 2022
"Apa yang benar-benar luar biasa tentang ikan Gogo adalah jaringan lunak mereka terawetkan dalam tiga dimensi," kata ahli paleontologi dari Universitas Uppsala di Swedia, Per Ahlberg.
"Kebanyakan kasus pengawetan jaringan lunak ditemukan pada fosil pipih, di mana anatomi lunaknya tidak lebih dari noda pada batu. Kami juga sangat beruntung karena teknik pemindaian modern memungkinkan kami mempelajari jaringan lunak yang rapuh ini tanpa merusaknya. Beberapa dekade yang lalu, proyek itu tidak mungkin."
Baca Lainnya
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020