Fosil Mamut yang Dijagal Manusia Purba Ditemukan di AS

5 Agustus 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilmuwan temukan situs sembelih mamut oleh manusia purba berusia lebih dari 30.000 tahun di Amerika. Foto: Timothy Rowe/University of Texas
zoom-in-whitePerbesar
Ilmuwan temukan situs sembelih mamut oleh manusia purba berusia lebih dari 30.000 tahun di Amerika. Foto: Timothy Rowe/University of Texas
ADVERTISEMENT
Ilmuwan di New Mexico menemukan fosil tulang mamalia purba mamut. Berdasarkan penanggalan karbon dari kolagen yang diekstrak, tulang ini berusia sekitar 36.250 hingga 38.900 tahun.
ADVERTISEMENT
Hal yang unik dari penemuan ini, adalah adanya tanda jejak sembelih yang menunjukkan indikasi keberadaan manusia di benua Amerika lebih dahulu dari yang diketahui sebelumnya.
Paleontolog dari University of Texas menjelaskan, tulang menunjukkan tanda patah akibat benda tumpul. Di sekitar lokasi penggalian ilmuwan juga menemukan benda menyerupai pisau yang terbuat dari tulang mamut, dan ada juga jejak pembakaran. Hal ini menunjukkan indikasi keterlibatan manusia purba pada fosil mamut tersebut. Riset ini dipublikasikan di jurnal Frontiers in Ecology and Evolution per 7 juli 2022.
"Ini bukan situs karismatik dengan kerangka indah yang terletak begitu saja," kata Timothy Rowe, ahli paleontologi di The University of Texas di Austin dan penulis utama makalah baru-baru ini.
Ilmuwan temukan situs sembelih mamut oleh manusia purba berusia lebih dari 30.000 tahun di Amerika. Foto: Timothy Rowe/University of Texas
Lokasi penemuan tampak seperti area penyembelihan, jelas Rowe. Namun tidak ada alat potong kompleks ditemukan di sekitarnya. Di sinilah perdebatan muncul.
ADVERTISEMENT
Rowe dan tim kemudian membawa tulang-tulang ini untuk menjalani pemindaian CT. Citra CT ini kemudian mengungkap adanya retakan di 32 tulang yang tampaknya tidak alami. Sekitar setengah dari serpihan tulang-tulang tersebut memiliki tepi tajam yang cocok untuk menjadi alat potong yang digunakan manusia purba.
Pemindaian CT juga mengungkapkan bahwa beberapa tulang rusuk, dan tulang belakang mamut memiliki bekas tusukan. Jejak ini tidak terlihat dengan mata telanjang karena tertutup sedimen. Tim percaya tusukan ini mungkin untuk mempercepat pengeringan lemak dari tulang—sebuah proses yang dilakukan oleh manusia purba sebelum menggunakan tulang sebagai alat.
Eksavasi mamut yang menunjukkan tanda disembelih manusia purba lebih dari 30.000 tahun lalu di Amerika. Foto: Timothy Rowe/University of Texas
“Pola penyembelihannya cukup khas,” lanjut Rowe.
Di lokasi tersebut juga ditemukan tulang hewan yang lebih kecil seperti burung, pengerat, kadal hingga ikan—meski sungai terdekat berada 60 meter.
ADVERTISEMENT
Bukti jejak retakan benda tumpul, sisa tulang yang dibentuk mirip pisau, ikan yang jauh dari sungai hingga jejak api, faktor-faktor tersebut menjadi indikasi bahwa area ini adalah sisa aktivitas manusia purba puluhan ribu tahun yang lalu.
Tulang mamut yang ditemukan memiliki jejak kerusakan artifisial. Foto: Timothy Rowe/University of Texas
Jika benar, maka ini akan menantang teori yang selama ini menjadi konsensus bahwa manusia baru masuk benua Amerika sekitar 12.000 tahun yang lalu. Teori Clovis pertama menuturkan bahwa 11.500 tahun yang lalu manusia pertama kali menginjakkan kaki ke benua Amerika melalui dataran yang menghubungi Siberia dan Alaska.
Fosil jejak kaki tertua manusia yang menunjukkan eksistensi manusia tertua di benua Amerika adalah 23.000 tahun. Situs arkeologi mamut di atas berusia setidaknya 10.000 tahun lebih tua dari itu.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian genetika yang dipublikasikan di jurnal Nature pada tahun 2015 juga mengungkap bahwa masyarakat asli penghuni Amazon secara morfologi lebih mirip dengan manusia di Australia, Melanesia dan Asia Tenggara.