Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini ada temuan fosil manusia purba Homo erectus di wilayah Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. Fosil ini teridentifikasi berusia 1,8 juta tahun dan bisa mengubah pemahaman kita atas kemunculan H. erectus di luar benua Afrika.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Tim Balai Arkeologi Yogyakarta, Harry Widianto. Menurutnya, temuan ini bisa menolak teori Out of Africa.
Harry menjelaskan bahwa teori Out of Africa meyakini pada 1,8 juta tahun yang lalu, H. erectus keluar dari Afrika. Ia menambahkan bahwa menurut teori, H. erectus mengembara sampai ke Eropa, China, dan Jawa. Tapi, temuan terbaru ini tampaknya bisa membantah hal itu.
"Dengan adanya temuan fosil berusia 1,8 juta tahun ini berarti teori Out of Africa ditolak," ujar Harry saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (4/7).
"Ditolak kenapa? Karena tidak mungkin 1,8 juta tahun yang lalu dia keluar dari Afrika dan sampai di Bumiayu 1,8 juta tahun juga," sambungnya.
Harry menjelaskan bahwa temuan di Bumiayu ini bisa memperkuat hipotesis mulitregional. Menurut hipotesis itu, di saat yang sama, yaitu pada 1,8 juta tahun yang lalu, berbagai tempat dunia bisa memunculkan H. erectus yang tidak berasal dari Afrika.
ADVERTISEMENT
Sebab, Harry mengatakan, usia fosil H. erectus tertua yang ditemukan di berbagai tempat di dunia rata-rata menunjukkan usia 1,8 juta tahun.
Sekarang ini, menurut laporan Live Science, teori Out of Africa lebih banyak dipegang oleh para ahli. Meski begitu, banyak juga yang teguh memegang pendapat hipotesis multiregional.
Harry menerangkan bahwa ia berencana untuk menerbitkan hasil temuannya ini di sebuah jurnal internasional. Adalah Journal of Human Evolution yang ia targetkan untuk menjadi tempat publikasi hasil temuan fosil ini. Ia menargetkan untuk bisa menerbitkan hasil temuan ini pada 2021.