Fosil Pertama Isi Perut Dinosaurus Ditemukan, Ungkap Makanan yang Dikonsumsi

11 Juni 2025 8:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Ilustrasi fosil dinosaurus. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fosil dinosaurus. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Para peneliti berhasil menemukan fosil isi perut dinosaurus pertama di dunia. Penemuan ini mengungkap wawasan baru tentang kebiasaan hewan purba raksasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Isi perut yang membatu tersebut diambil dari spesimen sauropoda Diamantinasaurus matildae, berasal dari antara 93 hingga 101 juta tahun lalu. Penggalian fosil dilakukan oleh staf dan relawan di Australian Age of Dinosaurs Museum of Natural History pada 2017.
Sauropoda adalah kelompok dinosaurus yang hidup dalam rentang waktu sekitar 130 juta tahun. Fosil kali ini didapat dari Formasi Winton di Queensland, Australia, rumah bagi hewan yang hidup selama pertengahan Zaman Kapur.
Fosil ditemukan dalam keadaan nyaris lengkap, termasuk bongkahan batu misterius. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap bahwa batu tersebut adalah kololit, nama lain untuk isi perut hewan yang terawetkan, dengan beberapa lapisan fosil tanaman terkandung di dalamnya.
Ini menjadi fosil kololit pertama sauropoda yang ditemukan. Hasil studi yang terbit di jurnal Current Biology mengungkap fosil tumbuhan runjung, tumbuhan buah pakis berbiji, dan daun angiospermae ditemukan di kololit. Fosil juga menyingkap fakta lain terkait sauropoda tidak benar-benar mengunyah makanannya, melainkan mengandalkan fermentasi dan mikrobioma usus untuk memecah makanan di dalam perut.
ADVERTISEMENT
Fosil isi perut sauropoda. Foto: Current Biology/Stephen Poropat
Sistem pencernaan semacam ini juga ditemukan pada hewan berbadan besar modern, seperti gajah, badak, dan kuda. Mereka dapat memakan bahan tanaman berkualitas rendah sepanjang hari dan memaksanya menjadi sesuatu yang lebih enak di dalam usus.
“Jumlah panas yang dihasilkan sauropoda melalui fermentasi pastilah cukup besar. Memiliki leher dan ekor yang panjang mungkin merupakan cara efektif untuk membuang panas dan juga untuk menjauhkan otak dari lambung mereka,” papar Stephen Poropat, penulis utama studi dari Curtin University kepada IFLScience.
Hal ini tak hanya menandai penemuan fosil pertama di dunia, tapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana dinosaurus besar dengan nafsu makannya yang tinggi membentuk lingkungan prasejarah, tidak hanya saat dewasa, tapi sepanjang hidupnya.
ADVERTISEMENT
“Segerombolan penyu muda akan mampu menghancurkan sebagian tanaman yang tumbuh rendah dengan cukup cepat. Sauropoda 'remaja' yang rakus akan merusak tanaman baik di tempat yang rendah, maupun di tempat tinggi yang dapat mereka capai. Beberapa dari mereka yang berhasil mencapai usia dewasa akan hidup untuk mencari makan di puncak pohon, atau terus mencari makan di tempat yang rendah, seperti penyedot debu (atau di antara kedua ekstrem tersebut), sehingga tetap memberi tekanan pada lingkungan mereka,” ujar Poropat.
"Dampak yang ditimbulkan oleh makanan sauropoda terhadap tanaman dalam hal menekan mereka untuk mengembangkan pertahanan (baik fisik maupun kimia), tumbuh kembali dengan cepat, atau membungkus benih mereka dalam buah atau polong biji untuk menarik atau setidaknya memungkinkan sauropoda menyebarkannya saat mereka berkeliaran dan buang air besar, adalah subjek yang luar biasa untuk direnungkan. Sauropoda akan menjadi insinyur ekosistem sepanjang hidup mereka, tidak peduli pada tingkat apa pun mereka makan."
ADVERTISEMENT