Fotografer Tangkap Penampakan Komet ZFT yang Lintas Bumi, Termasuk Indonesia

6 Februari 2023 8:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi komet C/2022 E3 (ZTF). Foto: mikalaureque/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi komet C/2022 E3 (ZTF). Foto: mikalaureque/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (1/2) malam hingga Kamis (2/2) dini hari kemarin Bumi kedatangan komet hijau C/2022 E3 (ZFT). Masyarakat di beberapa negara, termasuk Indonesia, bisa menyaksikan penampakan komet ini dengan mata telanjang alias tanpa perlu memakai alat bantu seperti teropong atau teleskop.
ADVERTISEMENT
Kini, banyak astrofotografer telah membagikan foto dan rekaman penampakan komet ZFT di media sosial. Salah satunya adalah gambar yang dibagikan oleh fotografer Dario Giannobile. Ia berhasil mengabadikan momen menakjubkan komet ZFT berwarna hijau melintas di atas Gunung Etna, Italia.
“Komet seperti bola salju bercahaya,” kata Keith Horne, profesor astronomi di University of St. Andrews di Skotlandia sebagaimana dikutip Newsweek. “Komet dan planet sama-sama mengorbit Matahari, tetapi tidak seperti orbit melingkar planet, komet mengikuti orbit yang sangat elips.”
Komet C/2022 E3 (ZTF) ditemukan pada Maret 2022 lalu oleh teleskop Zwicky Transient Facility (ZTF), California, AS. Ilmuwan memperkirakan komet ZTF punya priode 50.000 tahun sekali. Artinya, komet ini hanya bisa dilihat sekali seumur hidup, kemudian kembali mendekati Bumi 50 ribu tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Rona hijau yang terlihat berasal dari susunan kimiawi di dalam komet. Saat komet mendekati Matahari, angin Matahari bereaksi pada bahan kimia di dalam kerak berbatu dan es, menyebabkan cahaya berekor yang sangat khas.
Adapun komet mengandung beberapa bahan seperti karbon diatomik dan sianogen. Bahan-bahan inilah yang menyebabkan komet mengeluarkan cahaya berwarna.
“Di bawah pengaruh sinar Matahari, kedua zat bersinar hijau,” ujar Gianluca Masi, astrofisikawan dan astronom dari Virtual Telescope of the Bellatrix Astronomical Observatory di Ceccano, Italia.
“Ini tentu saja merupakan kesempatan sekali seumur hidup. Benda langka ini menarik untuk dilihat. Komet yang seterang ini relatif jarang melintas sedekat ini dengan Bumi, dan bahkan lebih menarik jika warnanya bagus.”
Komet akan terus terlihat selama beberapa minggu ke depan. Awalnya bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi semakin lama semakin redup sehingga harus menggunakan teropong. Bahkan, kamu bakal memerlukan teleskop karena jaraknya semakin jauh dari Bumi.
ADVERTISEMENT
“Komet kemungkinan akan memudar di bawah visibilitas mata telanjang pada Minggu kedua bulan Februari,” ujar Robert Massey, wakil direktur eksekutif dari Royal Astronomical Society Inggris.
Pengamat bintang dapat menemukan komet ZFT melewati Camelopardalis pada awal Februari, setelah itu akan menyebrang ke Auriga, lalu ke Taurus. Menjelang akhir Februari, komet melewati konstelasi Orion.
Pertanyaannya, waktu komet ini melintas langit Bumi pada Rabu (2/2) malam hingga Kamis (3/2) dini hari, adakah orang Indonesia yang melihatnya?