Gadis 6 Tahun Kirim Surat ke NASA: Pluto Harus Disebut Planet Lagi

20 Februari 2018 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cara Lucy O’Connor. (Foto: Glasheen Girls School)
zoom-in-whitePerbesar
Cara Lucy O’Connor. (Foto: Glasheen Girls School)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cara Lucy O’Connor, gadis kecil berusia enam tahun dari Irlandia menulis surat kepada NASA dengan bantuan dari gurunya. Isi surat tersebut adalah meminta agar NASA mengembalikan Pluto ke dalam daftar planet lagi.
ADVERTISEMENT
“Saya mendengar sebuah lagu, dan di akhir lagu tersebut dikatakan ‘Bring Pluto Back’, dan aku ingin hal itu terjadi,” tulis Cara dalam suratnya.
Ia kemudian menjelaskan bagaimana di tahun 2006, Pluto diklasifikasikan menjadi planet kerdil, artinya tipe planet yang tidak cukup besar untuk mengosongkan orbitnya sendiri agar tidak ditempati benda angkasa lain yang cukup besar selain satelitnya.
Cara setelah itu menuliskan tentang Sabuk Kuiper, sebuah wilayah tata surya berbentuk seperti donat yang ada di belakang Neptunus dan tempat di mana ada banyak planet kerdil.
“Saya pikir Pluto harus menjadi planet utama lagi seperti Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, karena di sebuah video yang saya tonton berjudul ‘Ayo Bertemu dengan Planet-Planet', Pluto ada di belakang,” tulisnya.
ADVERTISEMENT
Dalam video lain, ia mengatakan kalau ia melihat Pluto dibuang ke tempat sampah dan takut kepada Bumi.
“Ini benar-benar kejam,” kata Cara dalam suratnya, “Karena tidak ada planet manapun yang boleh dibuang ke tempat sampah.”
Planet Pluto. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Planet Pluto. (Foto: NASA)
Mimpi menjadi astronaut NASA
Cara bermimpi ingin menjadi seorang astronaut NASA dan bisa mengunjungi semua planet besar termasuk Pluto. Namun sebelum ia menjadi astronaut, ia ingin agar NASA menjadikan kembali Pluto sebagai planet.
Meskipun tidak mungkin Pluto menjadi planet lagi, surat dari anak 6 tahun tersebut tidak diabaikan begitu saja. James Green, Kepala Planetary Science Division NASA membalas surat Cara.
“Saya setuju kalau Pluto memang keren, bahkan, siapa yang percaya kalau Pluto punya hati?.... dunia ini menarik dan terus berubah. Menurut saya, masalahnya bukanlah Pluto itu planet kerdil atau bukan, tapi Pluto adalah tempat yang menarik yang harus terus kita pelajari,” tulis Green dalam jawabannya.
ADVERTISEMENT
“Saya harap kamu bisa menemukan planet baru, dan saya percaya kalau kamu sekolah dengan benar, kamu bisa masuk NASA nantinya.”
Cara Lucy O’Connor. (Foto: Glasheen Girls School)
zoom-in-whitePerbesar
Cara Lucy O’Connor. (Foto: Glasheen Girls School)
Cara memang punya cita-cita besar untuk menemukan planet bernama Unicorn. Ia selalu bertanya kepada gurunya mengenai masalah luar angkasa, termasuk kenapa ada Lubang Hitam dan apakah manusia pernah mendarat di Bulan.
“Pikiran anak itu memang menarik. Ia menanyakan pertanyaan yang tak bisa saya jawab,” kata Sarah O’Donovan, guru Cara tahun lalu di Glasheen Girls’ School di Cork, Irlandia.
Cara ternyata sudah tertarik terhadap dunia luar angkasa dan astronomi sejak setahun lalu. Ia juga tertarik pada bagaimana planet bisa terbentuk. Ketertarikannya pada Pluto bertambah setelah ia menonton dan mendengar lagu soal Pluto.
ADVERTISEMENT
Gurunya membantu Cara menulis surat ke NASA karena ia belum bisa menulis dan membaca dengan baik. Cara mendikte apa yang harus ditulis oleh gurunya, kadang-kadang Cara juga mencari informasi terlebih dahulu di internet.
Surat tersebut kemudian dikirim pada bulan April tahun 2017 lalu. Selain pada NASA, mereka juga mengirim surat pada European Space Agency karena sebelumnya, mereka berpikir NASA tidak akan menjawab surat mereka.
Logo NASA. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Logo NASA. (Foto: NASA)
Jawaban dari NASA bahkan menarik perhatian media lokal. Cara sendiri masih berusia lima tahun ketika ia menuliskan surat tersebut.
“Saya senang, saya sampai melompat,” kata Cara kepada Washington Post, saat mengetahui NASA membalas suratnya.
Green mengatakan, ia sering menerima surat setiap bulannya dan surat tersebut selalu dibalas. Baru-baru ini, mereka menerima surat dari Turki yang bertanya mengenai kemungkinan adanya planet lain di tata surya. Kadang juga mereka menerima gambar dan lukisan.
ADVERTISEMENT
Carly Howett, ilmuwan dari Colorado yang juga terlibat dalam misi NASA New Horizon untuk mengeksplorasi Pluto, juga menulis surat kepada Cara setelah membaca suratnya di majalah astronomi Irlandia.
Pesawat S3-B Viking milik NASA. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat S3-B Viking milik NASA. (Foto: NASA)
International Astronomical Union menjadikan Pluto sebagai planet kerdil karena ia tidak memenuhi syarat agar bisa disebut sebagai planet. Pluto tidak bisa mengosongkan orbitnya.
Mimpi Cara untuk menjadi astronot mungkin terlihat jauh, namun Green memastikan kalau Cara bisa mencontoh orang yang sudah berhasil untuk bekerja di NASA, maka ia bisa meraih mimpinya.
Green mencontohkan Nicola Fox yang berasal dari Inggris. Ia juga bermimpi untuk bekerja di NASA sejak kecil, sampai akhirnya mimpi tersebut menjadi kenyataan sekarang.
“Ia sudah berada di AS selama 20 tahun. Sama seperti Cara, awalnya pun ia memulai dari mimpinya,” kata Green. “Saya harap surat saya bisa menyemangati dirinya.”
ADVERTISEMENT