Gara-gara Makan Lipan, Satu Keluarga di China Kena Cacing Parasit

Lipan (Foto: mr guess/YouTube)

Kamu berminat makan lipan? Kalau jawabannya ya, sebaiknya kamu urungkan niatmu tersebut. Sebab, hewan berkaki banyak ini ternyata membawa parasit yang mematikan.

Seorang wanita berusia 78 tahun asal China dirawat di Rumah Sakit Zhujiang di Guangzhou setelah ia mengeluhkan sakit kepala, mengantuk, dan mengalami gangguan kognitif selama berminggu-minggu.

Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gejala meningitis pada wanita itu dan yang lebih mengerikan, cairan serebrospinalnya menunjukkan jejak perlawanan antara antibodinya dengan Angiostrongylus cantonensis, cacing parasit yang biasanya menghuni paru-paru hewan seperti tikus.

Yang lebih aneh, ternyata bukan hanya dirinya yang terkena parasit. Beberapa minggu setelah wanita tersebut masuk rumah sakit, anak laki-lakinya juga ikut masuk rumah sakit dengan gejala yang sama.

Ternyata akar masalahnya adalah keluarga tersebut pernah memakan lipan mentah.

Cacing parasit A. cantonensis (Foto: Dok. AJTMH)

Lipan di China

Di beberapa wilayah di China, lipan memang dipercaya bisa menjadi obat. Namun begitu, jarang ada yang memakannya mentah-mentah seperti keluarga tersebut.

"Lipan biasanya tidak dimakan mentah, tetapi tampaknya kedua pasien ini percaya bahwa lipan mentah baik untuk kesehatan mereka," kata Lingli Lu, dokter sekaligus ahli saraf di Rumah Sakit Zhujiang yang merawat kedua orang itu, dilansir Science Alert.

Menurut Lu, tampaknya ada yang mengatakan kepada keluarga itu bahwa makan lipan mentah bagus untuk mencegah flu.

Kedua orang ini akhirnya memang selamat dan sembuh berkat obat anti parasit. Namun, infeksi parasit tersebut dapat membawa risiko berbahaya seperti menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat.

Untuk memastikan bahwa kasus infeksi ini benar-benar terjadi karena memakan lipan, Lu dan rekannya meneliti ke pasar tempat wanita tersebut membeli lipan. Hasilnya, dari 20 lipan, tujuh di antaranya positif mengandung cacing parasit. Temuan ini telah Lu laporkan dalam American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.