Gatal Luar Biasa, Mata Pria Ini Ternyata Dihinggapi Puluhan Larva Lalat

11 April 2022 2:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Larva lalat Oestrus ovis. Foto: Cosmin Manci/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Larva lalat Oestrus ovis. Foto: Cosmin Manci/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang pria di Prancis merasakan gatal luar biasa di bagian mata. Setelah diperiksa, ternyata ada puluhan larva lalat menggeliat di matanya.
ADVERTISEMENT
Pria berumur 53 tahun ini pergi ke instalasi gawat darurat setelah beberapa jam merasakan sensasi gatal yang luar biasa di mata kanannya. Ia mengatakan kepada dokter bahwa sebelumnya ia berkebun dekat dengan peternakan kuda dan domba, dan kemudian merasakan ada sesuatu yang tajam masuk ke matanya.
Dokter memeriksa pria tersebut, menemukan lebih dari selusin larva lalat transparan bergerak sedang bergerak di kornea dan konjungtiva. Kornea adalah penutup luar transparan di bagian depan mata, dan konjungtiva adalah selaput yang melapisi kelopak mata dan bagian putih mata.
“Lebih dari selusin larva transparan yang bergerak diamati pada kornea, konjungtiva bulbar, dan forniks konjungtiva atas dan bawah. Tidak ada keterlibatan intraokular atau retina,” tulis laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi mata. Foto: Shutterstock
Dokter kemudian mendiagnosis pria ini dengan ophthalmomyiasis eksternal, yang berarti 'infestasi atau kehadiran sejumlah hewan atau serangga pembawa penyakit di struktur luar mata'. Hewan dalam kasus ini tentu saja larva lalat.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah mengangkat larva secara langsung, dengan pinset. Larva yang menginfeksi adalah spesies lalat Oestrus ovis, lalat yang sering menyebabkan infeksi parasit domba di seluruh dunia.
Pada laporan tersebut dokter menulis bahwa infeksi terjadi ketika lalat terbang ke mata pria tersebut dan menaruh beberapa larva. Dokter juga mencatat bahwa larva lalat ini memiliki "kait mulut" dan "spikula tubuh" yang dapat menyebabkan lecet dangkal pada kornea jika tidak diobati.
Setelah 10 hari, diketahui pria tersebut sembuh dan tidak meninggalkan gejala apa-apa. Studi kasusnya dipublikasikan di The New England Journal of Medicine per 7 April 2022.
ADVERTISEMENT