Gerombolan Burung Pemakan Bangkai Menyerang Kota, Apa Alasannya?

9 Desember 2020 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung pemakan bangkai Foto: Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Burung pemakan bangkai Foto: Instagram
ADVERTISEMENT
Fenomena aneh melanda kota Marietta di Pennsylvania. Penduduk sekitar merasa seperti sedang berada di dalam film misteri The Birds karya Alfred Hitchcock, setelah menghadapi serangan gerombolan burung pemakan bangkai.
ADVERTISEMENT
Burung yang memiliki lebar tubuh hingga 150 cm saat membentangkan sayapnya itu melakukan serangan besar-besaran dan membuat warga panik. Serangan tersebut memaksa warga untuk mengusir pasukan burung nasar dengan cara mulai dari meneriaki mereka hingga menyalakan kembang api.
Cara tersebut cukup berhasil untuk membuat burung pergi dari wilayah mereka. Namun, tentu saja hal itu tidak bertahan lama hingga akhirnya burung-burung hitam tersebut kembali menyerang permukiman.
Penduduk juga tidak diizinkan untuk memusnahkan burung hering karena spesies mereka dilindungi secara federal. Itu artinya, mereka tidak dapat dimusnahkan tanpa izin.
Orang yang sengaja membunuh burung pemakan bangkai, akan dikenakan denda 15.000 dolar AS dan hingga enam bulan penjara.
Ini bukan pertama kalinya warga Pennsylvania menghadapi serangan burung. Masalah ini sudah mereka hadapi sekitar 1 dekade belakangan ini, namun tahun ini adalah yang paling buruk.
ADVERTISEMENT
Diketahui, burung pemakan bangkai ini suka untuk selalu bersama-sama dengan kelompoknya. Mereka juga suka dengan suhu panas yang dihasilkan oleh atap rumah yang berwarna hitam.
Sayangnya, kedatangan mereka dianggap masalah karena burung-burung itu kerap merusak segala benda berbentuk karet seperti yang ada di jendela atau di wiper kaca mobil. Mereka juga suka merobek tong sampah karet untuk mencari makanan sehingga meninggalkan sisa dan kotoran.
"Mereka tampaknya benar-benar tertarik pada apa pun yang terbuat dari plastik atau karet. Mereka benar-benar merusak," kata salah satu pemilik rumah, seperti dikutip DailyMail.
Burung nasar hitam dilindungi oleh Undang-undang Perjanjian Migrasi Burung tahun 1918 dan larangan DDT dan pestisida berbahaya lainnya. Hal ini menjadi salah satu faktor ledakan populasi karena jumlah mereka terus bertambah.
ADVERTISEMENT
"Secara historis, burung nasar hitam terbatas di bagian tenggara negara itu,” kata Matt Rice, seorang ahli biologi satwa liar dengan program Layanan Margasatwa Pennsylvania USDA, kepada The Patriot-News pada 2019.
“Selama beberapa dekade terakhir, atau sekitar lima tahun belakangan di Pennsylvania, kami telah melihat peningkatan besar jumlah mereka. Bersamaan dengan itu, kami menerima peningkatan jumlah panggilan telepon (terkait burung nasar) dalam hal keluhan kerusakan dan konflik,” lanjutnya.
Burung nasar atau burung bangkai dengan nama ilmiah Necrosyrtes monachus. Foto: Andre Botha/Vulture Conservation Foundation (VCF)
Meski suka memakan bangkai binatang, burung nasar hitam diketahui juga membunuh hewan kecil. Hal ini membuat mereka menjadi masalah bagi petani dan pemilik hewan peliharaan. Kotoran mereka dapat membunuh pohon dan tumbuhan, karena membawa penyakit seperti salmonella dan ensefalitis.
Burung nasar juga memuntahkan muntahan yang bersifat korosif berbahaya sebagai mekanisme pertahanan. Pejabat lokal, dalam hal ini, menolak untuk terlibat dan mengeklaim dana publik tidak dapat digunakan untuk melindungi properti pribadi. 
ADVERTISEMENT
Anggota dewan Marietta Bill Dalzell mengatakan, sudah waktunya bagi pemerintah wilayah itu untuk mencari cara untuk membantu penduduk, termasuk opsi untuk memusnahkan. Pemerintah kota dapat mengajukan izin federal untuk membunuh sebagian kecil burung nasar hitam.
"Saya pasti akan memeriksanya dan mempertimbangkannya. Saya pikir wilayah itu adalah tanggung jawab (pemerintah),” kata Dalzell.