Gua di Afrika Simpan Bukti Penggunaan Narkoba Berusia 15.000 Tahun

12 November 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu masuk ke Taforalt, alias Grotte des Pigeons. Foto: Wikimedia Commons/Nicolas Perrault III
zoom-in-whitePerbesar
Pintu masuk ke Taforalt, alias Grotte des Pigeons. Foto: Wikimedia Commons/Nicolas Perrault III
ADVERTISEMENT
Narkoba ternyata telah digunakan jauh sebelum teknologi berkembang. Bukti penggunaan opium ini ditemukan dari seorang manusia yang dimakamkan di samping tanaman obat Ephedra di sebuah gua di Afrika Utara berusia 15.000 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Ephedra adalah tanaman hijau yang mengandung alkaloid efedrin dan telah digunakan sebagai obat tradisional oleh China dan India. Mengonsumsi ephedra dapat menyebabkan kecemasan, pusing, mulut kering, sakit kepala, mudah tersinggung, mual, perubahan kepribadian, insomnia, dan gejala lainnya. Di AS, alkaloid efedrin dilarang dikonsumsi.
Adapun ephedra ditemukan di La Grotte des Pigeons (Gua merpati), yang dikenal masyarakat lokal sebagai Taforalt, dekat kota Berkane di timur laut Maroko. Antara 2005 hingga 2015, para arkeolog menemukan kerangka beberapa orang dewasa dan bayi yang ditempatkan dalam posisi duduk atau berbaring tepat di bagian belakang gua.
Diterbitkan di jurnal Scientific Reports, salah satu kerangka yang merupakan pria dewasa berusia 19 hingga 20 tahun bernama individu 14, ditemukan terkubur bersama barang-barang langka dan istimewa, termasuk tulang binatang, batu, dan benda-benda berwarna oker.
ADVERTISEMENT
Terbaru, di antara tulang dan barang yang ditemukan di dalam kuburan, penelitian yang dipimpin oleh tim University of Las Palmas de Gran Canaria berhasil mengidentifikasi ratusan sisa barang hangus milik tujuh spesies tanaman berbeda. Paling menarik dari semuanya adalah ephedra, tanaman obat terkenal yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional India dan China selama ribuan tahun.
Tanaman ini konon punya banyak manfaat kesehatan meski belum terbukti secara ilmiah, seperti mengobati masuk angin dan penyakit pernapasan. Tanaman ini juga disebut-sebut mampu meningkatkan energi dan membantu menurunkan berat badan.
Individu 14 (berwarna biru) bersama inti tanduk domba Barbary (berwarna abu-abu), batu dengan warna oker (berwarna abu-abu gelap dan merah), tulang hewan (berwarna kuning), dan potongan tanaman Ephedra (sebagai bintik merah). Foto: Scientific Reports
Salah satu bahan aktif utamanya adalah efedrin, zat stimulan yang sering digunakan untuk mencegah tekanan darah rendah selama anestesi, juga untuk mengobati asma, narkolepsi, dan obesitas.
ADVERTISEMENT
Para peneliti di balik penemuan ini tidak yakin mengapa pria itu dikubur dengan sisa-sisa tanaman hangus, meski mereka memiliki beberapa hipotesis.
“Ephedra mungkin merupakan ‘makanan obat’ yang dikonsumsi karena khasiat nutrisinya dan terapeutik, dan dapat dimanfaatkan untuk memberikan sejumlah khasiat seperti meredakan rasa lapar dan menjaga kesehatan,” tulis para peneliti.
“Bukti keberhasilan pemulihan dari operasi, seperti pencabutan gigi dan trefinasi kranial yang dilakukan penghuni Grotte des Pigeons dari suku Iberomaurus menunjukkan bahwa ephedra dapat digunakan untuk tujuan pengobatan. Ephedra adalah vasokonstriktor, dan dapat digunakan untuk mengurangi jumlah kehilangan darah selama prosedur pembedahan ini dan sebagai bantuan untuk pemulihan.”
Peneliti mengaku tidak akan sepenuhnya memahami maksud penggunaan ephedra oleh orang-orang yang hidup 15.000 tahun lalu. Namun, mereka menegaskan bahwa tanaman tersebut telah dikonsumsi dan ini menandakan bahwa orang-orang tersebut memahami makna dan sifat ephedra.
ADVERTISEMENT
“Konsumsi makanan istimewa dan penempatan sisa makanan dalam konteks yang sangat simbolis, seperti tempat pemakaman, telah ditafsirkan dalam konteks arkeologi lainnya sebagai bukti nyata adanya pesta [ritual], dan kemungkinan berbagi makanan dengan orang yang meninggal,” papar peneliti.
“Di sini kami menunjukkan bahwa di Grotte des Pigeons, orang-orang menggunakan atau mengonsumsi makanan yang tidak biasa dan khusus sebagai bagian dari pemakaman manusia [berusia 15.000 tahun], serta Ephedra mungkin memiliki tempat khusus di antara makanan tersebut.”