Gunung Es Raksasa Nyaris Sebesar Pulau Bali Terbelah Dua, Ini Gambarnya

21 Desember 2020 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar 17 Desember 2020 menunjukkan A-68a setelah terbelah di bagian ujungnya, kemungkinan karena tabrakan dengan dasar laut dangkal di lepas pantai Georgia Selatan. Foto:  European Space Agency (ESA)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 17 Desember 2020 menunjukkan A-68a setelah terbelah di bagian ujungnya, kemungkinan karena tabrakan dengan dasar laut dangkal di lepas pantai Georgia Selatan. Foto: European Space Agency (ESA)
ADVERTISEMENT
Gunung es raksasa terbesar di dunia seukuran Pulau Bali baru saja pecah menjadi dua pada Kamis (17/12). Bagian kecil dari gunung es itu terlepas diduga akibat tabrakan dengan dasar laut dangkal di lepas pantai Georgia Selatan, Inggris Raya.
ADVERTISEMENT
Dijuluki A-68a, bongkahan es raksasa itu pertama kali terbelah dari lapisan es Larsen C Antartika, Kutub Selatan, pada 2017. Sejak saat itu, ia terus bergerak dan mengapung ke utara.
Jika dilihat dari air, A-68a akan terlihat seperti pulau yang bergerak dengan tebing yang menjulang hingga 30 meter di atas permukaan laut. Baru-baru ini, pada April 2020 ukuran A-68a luasnya mencapai 5.100 kilometer persegi, atau kira-kira hampir seukuran dengan Pulau Bali (5.780 kilometer persegi).
Peta kontur menunjukkan dasar laut di wilayah tempat A-68a terbelah dan berbelok. Foto: British Antarctic Survey/ESA
Dan dataran es terapung ini dikabarkan bertabrakan dengan pulau Georgia Selatan, tempat berlindung satwa liar di Samudra Atlantik Selatan yang menjadi rumah bagi jutaan penguin, anjing laut, dan hewan liar lainnya.
Menurut Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), belum jelas kenapa gunung es itu retak. Namun, tabrakan di dasar laut dangkal yang terjadi puluhan kilometer di pantai Georgia Selatan diduga menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Misi Copernicus Sentinel-3 ESA menangkap pergerakan A-68a saat melayang menuju Georgia Selatan. Tangkapan satelit itu diperlihatkan dalam serangkaian gambar yang diambil pada 29 November hingga 17 Desember 2020.
Serangkaian gambar yang diambil selama lebih dari dua minggu menunjukkan A-68a mendekati Georgia Selatan, kemudian retak dan berputar setelah menabrak area lepas pantai dasar laut dangkal. Foto: European Space Agency (ESA)
Dalam serangkaian yang diperlihatkan ESA, tampaknya A-68a dalam beberapa hari terakhir berputar searah jarum jam, menggerakan salah satu ujungnya ke perairan dangkal. Di wilayah itu, dasar laut sedalam 200 meter, cukup dekat dengan permukaan diduga berbenturan dengan dasar gunung es. Dalam prosesnya, bagian kecil dari A-68a kemungkinan rusak. Sekarang bagian kecil itu terbelah dan dinamai A-68d.
Kini para peneliti khawatir, jika A-68a terlalu lama berada di lepas pantai bisa menghalangi perairan terdekat tempat penguin hidup untuk mencari makan di pulau tersebut. “Jarak sebenarnya yang harus ditempuh (hewan) untuk menemukan makanan (ikan dan krill) benar-benar penting,” kata Geraint Tarling, ahli ekologi dari British Antarctic Society, seperti dikutip Live Science.
Sebuah peta menunjukkan bagaimana A-68a telah bergerak sejak retak di Larsen C. Garis biru menunjukkan jejak sejarah gunung es lainnya. Foto: European Space Agency (ESA)
"Jika mereka harus mengambil jalan memutar yang jauh, itu berarti mereka tidak akan kembali ke masa mudanya untuk mencegah mereka mati kelaparan untuk sementara waktu."
ADVERTISEMENT
Gambar dan pengamatan di masa depan mungkin akan mengungkapkan seberapa besar ancaman yang bisa ditimbulkan A-68a pada jutaan penguin yang ada di pulau Georgia Selatan, Inggris Raya.