Gurita Berubah Warna Bakar Kalori Lebih Banyak daripada Manusia Lari 20 Menit

25 November 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gurita merah delima (Octopus rubescens). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gurita merah delima (Octopus rubescens). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gurita dapat mengubah warna kulitnya. Namun, tahukah kamu, kemampuan tersebut ternyata membakar kalori lebih banyak dibandingkan manusia lari selama 20 menitan.
ADVERTISEMENT
Hewan moluska ini memang ahli dalam mengubah warnanya dengan cepat untuk menyamar mengejutkan mangsa atau bersembunyi dari predator. Namun, berapa banyak energi yang dikeluarkan untuk melakukannya masih belum diketahui.
Para ahli biologi yang penasaran akhirnya mengungkap misteri tersebut, setelah mengukur jumlah energi yang digunakan oleh gurita untuk perubahan warna. Temuan terbaru ini dapat menambah informasi tentang biologi si gurita.
"Semua adaptasi hewan memiliki manfaat dan kerugian," kata ahli biologi kelautan dan profesor biologi dari Walla Walla University di Washington, AS, Kirt Onthank, kepada Live Science.
Ilustrasi gurita merah delima (Octopus rubescens). Foto: Shutterstock
Gurita, seperti sefalopoda lainnya, memiliki seperangkat organ kecil khusus di kulitnya yang disebut kromatofor. Ia adalah kantung pigmen kecil elastis dengan otot-otot yang melekat pada kulit gurita.
ADVERTISEMENT
"Ketika otot tersebut rileks, kantung pigmen itu mengecil menjadi titik kecil yang umumnya terlalu kecil untuk dilihat," tambah Onthank. "Ketika otot tersebut berkontraksi, mereka meregangkan kantung pigmen ini ke sepetak kecil kulit, dan warna di dalamnya dapat terlihat."
Kromatofor seperti pixel kecil di layar laptop. Gurita memiliki 230 kromatofor per milimeter persegi pada kulitnya. Sebagai perbandingan, monitor laptop 4K 13 inci memiliki sekitar 180 pixel per milimeter persegi.
Untuk mengubah warna, ribuan otot kecil di organ mirip pixel ini berkontraksi. Dengan mengendalikan masing-masing kromatofor dengan sistem sarafnya, gurita dapat menciptakan kamuflase yang sangat rumit dan mengesankan.
Onthank bersama penulis studi lainnya, Sofie Sonner, mengumpulkan sampel kulit dari 17 gurita batu delima (Octopus rubescens dan mengukur konsumsi oksigen selama ekspans dan kontraksi kromatofor. Mereka kemudian membandingkannya dengan laju metabolisme setiap gurita saat beristirahat.
Ilustrasi gurita merah delima (Octopus rubescens). Foto: Shutterstock
Hasil studi menemukan gurita rata-rata menggunakan sekitar 219 mikromole oksigen per jam untuk mengubah warna sepenuhnya. Jumlah energi itu hampir sama dengan yang mereka gunakan untuk menjalankan semua fungsi tubuh lainnya saat istirahat.
ADVERTISEMENT
Jika manusia memiliki kulit gurita, kita mungkin bisa membakar sekitar 390 kalori tambahan per hari untuk berubah warna —kurang lebih sama dengan menyelesaikan lari selama 23 menit. Temuannya sudah ditulis dalam jurnal PNAS.
Gurita dan sefalopoda lainnya bukan satu-satunya hewan yang dapat berubah warna. Hewan seperti reptil, ikan, hingga moluska juga dapat adaptif, mengubah warnanya seperti lingkungan di sekitarnya.
Bunglon dapat mengubah warna kulitnya dengan menggunakan hormon untuk mengendalikan sistem dan pigmen di dalam sel. Namun, metode tersebut lebih lambat dan menggunakan energi lebih sedikit. Itu mengapa transformasi warna sefalopoda disebut jauh lebih cepat dan tepat.
Tim peneliti berharap dapat menggunakan sistem mereka untuk mengukur pengeluaran energi pada spesies sefalopoda lain. Tujuannya untuk lebih memahami pertukaran energi dan mendapat wawasan baru tentang biologinya.
ADVERTISEMENT