Hari Tanpa Bayangan Kembali Sapa Indonesia, Ini Jadwal dan Lokasinya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena ketika benda-benda tegak tidak menampilkan bayangan mereka seperti biasanya. Fenomena ini disebabkan karena Matahari sedang tepat berada di atas kepala pengamat (titik zenit).
Hari Tanpa Bayangan juga biasanya disebut sebagai Kulminasi Utama, menurut penjelasan BMKG . Kulminasi sendiri adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Nah, saat Matahari mulai mengalami perubahan posisi ke lebih rendah (deklinasi), ia akan sama dengan lintang pengamat, yang mengakibatkan Hari Tanpa Bayangan itu.
Menurut penjelasan LAPAN, hanya wilayah tertentu di Bumi yang bisa mengalami Hari Tanpa Bayangan.
Wilayah-wilayah yang bisa mengalami Hari Tanpa Bayangan terdiri dari kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara, di antara Garis Balik Selatan, dan yang tepat di Garis Balik Utara (23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan).
ADVERTISEMENT
Perbedaannya, kota yang terletak di antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan bisa mengalami Hari Tanpa Bayangan sebanyak dua kali setahun. Adapun kota yang tepat berada di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya mengalami fenomena ini sebanyak setahun sekali, biasanya antara Solistis Juni (21/22 Juni) atau Solistis Desember (21/22 Desember).
Nah, itulah mengapa Indonesia bisa mengalami Hari Tanpa Bayangan sebanyak dua kali setahun. Sebab, Indonesia terletak dari 6 derajat Lintang Utara dan 11 derajat Lintang Selatan. Berdasarkan catatan kumparanSAINS, Hari Tanpa Bayangan tahun ini sebelumnya sempat hadir pada Februari sampai April kemarin.
Lantas, di kota mana saja dan kapan kita bisa menyaksikan Hari Tanpa Bayangan pada September sampai Oktober 2020? Kamu bisa melihatnya melalui daftar berikut.