Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Harun Yahya, 'Ilmuwan' yang Dihukum Penjara 1.000 Tahun karena Skandal Seks
12 Januari 2021 10:22 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Adnan Oktar alias Harun Yahya sedang menjadi sorotan setelah dirinya dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara karena dinyatakan bersalah dalam kasus kejahatan seksual. Harun Yahya juga dikenal sebagai 'ilmuwan' dan juga pendakwah, serta penulis buku-buku Islam yang populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Bloomberg, pengadilan di Istanbul, Turki menyebutkan kejahatan yang dituduhkan ke Yahya mencakup serangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, dan upaya melakukan mata-mata politik dan militer.
Pengadilan terhadap Yahya digelar sejak September 2019 setelah ia ditangkap oleh polisi Turki di Istanbul bersama 235 pengikutnya yang disebut polisi sebagai "geng" pada 2018.
Di Indonesia, Harun Yahya mungkin lebih dikenal sebagai seorang ‘ilmuwan’ yang menulis berbagai buku dan memproduksi berbagai film yang menentang teori evolusi yang dicetuskan ilmuwan asal Inggris, Charles Darwin. Yahya menciptakan teori kreasionisme atau penciptaan yang berisi pandangan yang melawan teori evolusi Darwin.
Klaim Harun Yahya: Teori evolusi Darwin sebuah kebohongan
Dalam teori evolusi Darwin dijelaskan bahwa spesies yang ada sekarang merupakan hasil evolusi spesies sebelumnya. Terhadap teori evolusi tersebut, Yahya menolak keras anggapan bahwa nenek moyang manusia adalah kera.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan teori evolusi Darwin, dalam teorinya yang dituangkan dalam buku 'Atlas of Creation' atau 'Atlas Penciptaan,' Harun Yahya berpendapat bahwa setiap spesies di Bumi itu berbeda dan memang sengaja diciptakan masing-masing oleh Tuhan.
Yahya menyatakan, Darwinisme adalah paham yang salah dan menjauhkan manusia dari Tuhan, bahkan dianggap jahat dan merupakan perbuatan Dajjal. Dalam situsnya bertajuk Evolution Internasional yang telah diterjemahkan ke dalam 32 bahasa, termasuk bahasa Indonesia itu, Harun Yahya menyatakan Darwinisme sebagai sebuah kebohongan yang berakar dari paham anti agama.
Yahya menjabarkan ada dua bukti ‘ilmiah’ yang mengatakan bahwa evolusi adalah sebuah kebohongan. Bukti pertama adalah evolusi tidak mampu menjelaskan bagaimana unsur protein dihasilkan karena sebuah protein, unsur paling penting dalam makhluk hidup, tidak mungkin muncul dengan sendirinya dan membutuhkan protein lain agar dapat menciptakan protein baru.
ADVERTISEMENT
Bukti kedua adalah dari fosil. Menurutnya, tidak ada fosil yang merupakan fosil peralihan, yaitu fosil yang menghubungkan suatu makhluk hidup dengan nenek moyangnya. Fosil ini seharusnya berguna untuk menentukan taksonomi makhluk hidup serta menentukan jejak evolusi nenek moyangnya hingga mendapatkan bentuk seperti makhluk hidup modern.
Sebagaimana pandangan para pemuka agama yang menentang teori Darwin, evolusi yang paling ditentang keras oleh Yahya adalah evolusi manusia. Ia menganggap teori evolusi menyatakan kera berevolusi menjadi manusia dan ini adalah sebuah penghinaan karena manusia disamakan dengan kera atau monyet.
Pandangan kreasionisme atau anti evolusi Yahya yang dijelaskan dalam berbagai buku dan DVD-nya telah menyebar ke banyak orang di dunia, termasuk di Indonesia, dan atas inilah namanya kemudian menjadi terkenal.
Teori evolusi Darwin Harun Yahya banyak diolok-olok
Kalangan akademisi, baik di Turki maupun dunia, mengolok-olok teori anti evolusi Harun Yahya. Salah satu ilmuwan yang mengkritik gagasan Yahya adalah Aykut Kence, profesor biologi di Middle East Technical University di Ankara, Turki.
ADVERTISEMENT
Kence mengkritik gagasan tersebut karena Harun Yahya tidak punya kapasitas untuk berbicara mengenai sains. Yahya hanya lulusan desain interior. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke Istanbul Universitesi jurusan Filsafat dan Sejarah. Namun ia tidak menyelesaikan pendidikannya tersebut.
"Adnan Oktar (Harun Yahya) tidak memiliki kapasitas dan juga ijazah dalam bidang paleontologi maupun biologi untuk bisa berbicara mengenai hal ini (teori Darwin)," ujar Kence.
Menurut laporan The New York Times, banyak peneliti di Amerika Serikat yang juga memberikan kritik atas buku sekaligus teori dari Harun Yahya yang menunjukkan sikap anti-Darwin.
"Ia sepertinya tidak memiliki pemahaman atas apa yang kita ketahui mengenai bagaimana sesuatu bisa berubah seiring dengan perjalanan waktu," ujar Kevin Padian, ahli biologi evolusi di University of California.
Harun Yahya dan para kitten
Harun Yahya ternyata bukan hanya terkenal karena pemikiran kreasionismenya, melainkan juga karena ia menciptakan kultus yang ia klaim berbasis kreasionisme Islam serta feminisme. Yahya mengatakan media salah menggambarkan perempuan dalam Islam.
ADVERTISEMENT
Menurut Yahya, gambaran perempuan tersebut muncul dari kalangan Muslim yang masih tradisional yang memandang perempuan adalah makhluk yang berbahaya sehingga mereka harus menggunakan pakaian tertutup dan dibatasi hak mereka untuk berbicara.
Harun Yahya pun memiliki pengikut para perempuan disebut ‘kittens’ atau yang dalam bahasa Turki disebut kedicik artinya adalah anak-anak kucing. Bagi para kitten, Yahya dianggap sebagai sosok feminis yang ‘memerdekakan’ perempuan.
Para kitten ternyata adalah wanita-wanita terpelajar lulusan universitas ternama di Turki. Mereka memakai pakaian seksi dan menjalani operasi plastik, setelah jadi korban cuci otak Harun Yahya.
Menurut beberapa saksi mata, para wanita inilah yang melakukan riset untuk berbagai proyek ilmu pengetahuan Harun Yahya untuk programnya di stasiun televisi A9. Para kitten ini juga yang kerap menjadi penerjemah bagi Harun Yahya yang tidak bisa berbahasa Inggris atau Arab.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri kitten yang paling mencolok adalah rambut mereka yang hampir semuanya berwarna pirang cerah serta wajah yang dioperasi plastik dan diberi riasan tebal. Selain itu, para perempuan tersebut juga menggunakan pakaian yang cenderung seksi.
Ceylan Ozgul, mantan kitten yang pernah jadi pengikut Harun Yahya selama 11 tahun juga wanita terpelajar. Dia bergabung pada 2006 dan memutuskan untuk kabur pada 2017. Menurut dia, perkosaan kerap terjadi di sarang Harun Yahya.
Dalam wawancara dengan Cumhuriyet, Ozgul baru berusia 24 tahun dan mahasiswi di fakultas bahasa Inggris di Istanbul University ketika dia terjerat bujuk rayu Harun Yahya.
Kebanyakan mereka terjerumus ke dalam lingkaran Harun Yahya karena awalnya ingin belajar agama. Namun apa yang diajarkan Harun Yahya bertolak belakang dengan nilai-nilai keislaman yang dipegang teguh Muslimah di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Mereka malah diajari berdandan dan disuntik botox untuk membuat bibir dan bagian tubuh lainnya lebih berisi.
"Mereka semua mirip. Disuntik botox, berdandan sesuai selera Adnan," kata Ozgul.