news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Hazmat Suit, Pakaian Petugas Medis untuk Cegah Virus Corona

3 Maret 2020 17:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Ambulans RSUD Kota Depok berdiri di depan ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Ambulans RSUD Kota Depok berdiri di depan ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona telah sampai ke Indonesia. Senin (2/3) kemarin, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang WNI yang terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kedua pasien yang merupakan ibu dan anak itu diduga tertular dari WN Jepang ketika sang anak berinisial NT mengunjungi sebuah acara klub dansa di Restoran Amigos di daerah Kemang, Jakarta Selatan, pada Jumat, 14 Februari 2020.
Saat ini, kedua pasien menjalani isolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Selain mengisolasi dua pasien COVID-19, rumah sakit spesialis penyakit infeksi itu juga kedatangan satu pasien lain yang dibawa menggunakan ambulans bertuliskan Puskesmas Kebayoran Baru, Senin (2/3).
Tampak seorang pasien wanita mengenakan sepatu putih turun dari ambulans. Ia berjalan dengan didampingi petugas berpakaian hazmat, pakaian steril lengkap. Belum diketahui apakah pasien terkait dengan virus corona atau tidak.
Berbicara soal pakaian hazmat, setelah virus corona menyebar ke berbagai belahan dunia, pemandangan petugas kesehatan menggunakan hazmat menjadi hal yang lazim. Bukan tanpa alasan, hazmat digunakan untuk melindungi diri dari paparan virus corona yang bisa mengancam kapan saja.
Petugas Ambulans RSUD Kota Depok berdiri di depan ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Hazmat suit

Hazmat suit atau Hazardous material suit biasa digunakan oleh petugas kesehatan di seluruh dunia, terutama ketika menangani pasien dengan penyakit menular berbahaya, seperti Ebola, SARS, H1N1, H5N1, MERS, COVID-19.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya petugas kesehatan, pakaian ini juga digunakan orang-orang untuk melindungi diri dari bahan berbahaya atau zat, termasuk bahan kimia, agen biologis, dan radioaktif.
Dijelaskan dalam Journal National Centre for Biotechnology Information (NCBI), hazmat suit terbuat dari beberapa material, di antaranya polietilena, kain spunbond, dan meltblown. Setiap baju hazmat dirancang dengan tingkat keamanan yang berbeda, biasanya diklasifikasi dalam empat level atau kategori.
Secara umum, hazmat suit yang digunakan para petugas kebersihan dirancang untuk mencegah penularan patogen atau virus yang terdapat dalam darah dan cairan tubuh pasien, termasuk SARS-CoV-2 yang sekarang mewabah di China dan negara lain di dunia.
Hazmat suit dirancang untuk tahan air dan dipastikan agen atau zat berbahaya tidak menyentuh bagian dalam pakaian. Sebagaimana diketahui, percikan air liur dan darah pasien yang terpapar dapat menginfeksi seseorang melalui kulit yang rusak atau selaput lendir yang tidak terlindungi, misalnya mata, hidung, atau mulut.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, penggunaan baju hazmat harus disertai dengan beberapa komponen lain, seperti masker atau penutup wajah, pelindung mata, sarung tangan, dan sepatu boots.
Hazmat suit harus dipasang dalam urutan yang benar dan butuh pelatihan khusus. Jika sampai salah, maka potensi terinfeksi virus akan semakin tinggi. Namun, ketika semua peralatan dipakai dengan urutan yang tepat, petugas kesehatan dapat terhindar dari risiko paparan virus.
Secara sederhana, baju hazmat bisa digunakan dengan urutan: hazmat suit, sarung tangan, tudung sepatu, kacamata, dan masker atau penutup wajah. Setelah semua terpasang, pastikan tidak ada celah yang bisa dimasuki virus.
Begitupun dengan melepas hazmat suit. Karena di bagian inilah potensi terpapar virus sangat tinggi. Hazmat yang telah digunakan dianggap telah terkontaminasi, di mana virus yang menempel di permukaan baju berisiko mengenai bagian tubuh yang bisa menjadi celah masuknya virus.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, butuh prosedur terstruktur, pelatihan, dan pengawasan dari ahli, baik memakai maupun melepas hazmat suit, terutama akan dan setelah merawat pasien dengan penyakit menular berbahaya.